tirto.id - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memangkas target produksi siap jual atau lifting minyak pada 2020 senilai 50 ribu barel per hari (bopd). Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan target pada 2020 kini sebesar 705 ribu bopd. Angka itu turun dari target awal yakni 755 ribu bopd.
Sementara itu target produksi gas tahun 2020 juga dipangkas sebanyak 15 persen. Dwi berdalih penyerapan gas oleh pembeli mengalami penurunan.
Sementara itu, realisasi lifting migas nasional hingga Mei 2020 mencapai 1,712 juta barel setara minyak per hari (boepd) atau sekitar 90 persen dari target APBN 2020 di angka 1,946 juta boepd. Rinciannya lifting minyak 701 ribu barel per hari (bopd) dan lifting gas 5.658 juta kaki kubik per hari (MMscfd) atau setara 1.010 ribu barel minyak ekivalen perhari (boepd).
Guna menjaga target lifting tercapai, Dwi menargetkan 5 proyek migas akan beroperasi atau onstream per Q3 2020. Dari 5 proyek itu ada tambahan produksi migas hingga 3.182 bopd untuk minyak dan 109,5 MMscfd untuk gas.
“Kami optimis dengan adanya tambahan produksi dari proyek-proyek ini dapat membantu tercapainya target lifting akhir tahun,” ucap Dwi dalam keterangan tertulis yang diterima reporter Tirto, Kamis (11/6/2020).
SKK Migas juga melakukan revisi target investasi sektor hulu lantaran dipengaruhi faktor rendahnya harga minyak dan LNG di tengah pandemi COVID-19. Hingga Mei 2020, investasi hulu migas sudah terealisasi 3,93 miliar dolar AS.
“Investasi awalnya ditargetkan 13,8 miliar dolar AS, namun berdasarkan kondisi saat ini kami melihat capaian maksimal di angka 11,8 miliar dolar AS,” ucap Dwi.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan