tirto.id - “Stormy Daniels” adalah nama panggung yang dipilih Stephanie Clifford saat memutuskan untuk menjadi seorang aktris film porno pada awal 2000-an. Storm yang ia maksud bukan "badai", melainkan nama anak Nikki Sixx, basis Motley Crue, grup band kesukaannya.
Uniknya, pada pertengahan Januari 2018 ia benar-benar menciptakan “badai” untuk masa depan karier orang nomor satu di Amerika Serikat: Donald Trump.
Wall Street Journal melaporkan bahwa Michael Cohen, pengacara pribadi Trump, membayar Daniels $130 ribu pada bulan Oktober 2016 (sesaat sebelum pemilihan presiden), agar Daniels tak membeberkan skandal seks dengan Trump pada musim panas 2006 di Lake Tahoe. Jika tuduhan ini benar, artinya Trump selingkuh empat bulan usai istrinya, Melania, melahirkan anaknya, Barron William Trump.
Dalam wawancara bersama In Touch pada tahun 2011, Daniels mengonfirmasi kebenaran skandal tersebut. Permulaannya terjadi pada gelaran turnamen golf selebriti, American Century, pada bulan Juli 2006. Trump yang hadir kemudian dikenalkan ke semua orang, tapi perhatiannya terus tertuju pada Daniels.
Usai main golf dan berfoto bersama, Trump minta kontak Daniels agar bisa mengajak sang aktris makan malam. Karena yang mengajaknya adalah pebisnis kondang, Daniels pun tentu setuju. Namun “makan malam” yang dimaksud Trump rupanya berlangsung di kamar hotel pribadi dan dilanjutkan dengan ajakan berhubungan intim.
Daniels tak menolak, meski tak bisa mengingat mengapa ia memutuskan untuk melakukannya. Daniels hanya ingat, selama beradu desah dengan politikus Partai Republikan itu, ia menolak untuk dibayar. Trump agaknya merasa puas dengan petualangan malam itu. Masih menurut pengakuan Daniels, Trump kemudian berkata dirinya ingin menjalin komunikasi lanjutan dengan Daniels.
“Aku akan menghubungimu. Aku harus ketemu kamu lagi. Kamu luar biasa. Kami harus mengikutsertakan kamu di The Apprentice (acara televisi yang dibintangi Trump),” ujar Daniels menirukan Trump.
Sang presiden menepis keterangan Daniels maupun soal uang tutup mulut. Namun, oposisi Trump terlanjur menggunakannya untuk kepentingan politik. Daniels, di sisi lain, juga bukan perempuan kemarin sore. “Badai” politik nan unik pernah ia alami sebelumnya, tepatnya pada tahun 2009, di tempat kelahirannya, Louisiana.
Ex-Aktris Porno vs Republikan Hipokrit
Merujuk laporan Washington Post, kisahnya bermula dari Davif Vitter, senator petahana dari Louisiana yang pada 2009 sedang bersiap untuk menghadapi pemilihan umum tahun 2010. Vitter adalah Republikan konservatif yang pada tahun 2007 kena skandal serupa: nomor teleponnya terlacak pernah menghubungi jaringan layanan prostitusi.
Tanpa Daniels duga, sebuah kampanye politik bertajuk “Draft Stormy” diluncurkan oleh segerombol mahasiswa yang ingin mengajukan Daniels sebagai peserta pemilu. Daniels akan didudukkan untuk melawan Vitter dan dinilai akan efektif sebab rekam jejak Daniels akan mengingatkan publik pada skandal prostitusi Vitter. Dengan kata lain, suara dukungan Vitter akan terancam anjlok sepanjang pemilu.
Daniels, yang saat itu tinggal di Florida, awalnya mengabaikan kampanye sembari berharap isunya akan hilang dengan sendirinya. Namun ia terkejut dengan banyaknya warga Lousiana yang mengirimkan dukungan serius melalui surat elektronik. Pada Mei 2009 Daniels pun menyatakan niat kampanyenya secara resmi dan mulai berkeliling Lousiana untuk meyakinkan orang-orang tentang keseriusannya maju di pemilu.
Program politik Daniels berfokus pada promosi pendidikan seks, oposisi terhadap kebijakan paket stimulus pemerintahan Obama, penghapusan pajak penghasilan federal, dan tuntutan agar Perang Irak diakhiri. Tak lupa, sesekali Daniels menyerang Vitter, musuh utamanya.
“Aku bukan hakim yang mampu menilai aktivitas seksual seseorang, tapi yang membuatku terganggu adalah dia (Vitter) sangat militan untuk urusan 'nilai-nilai' keluarga. Dia melibatkan istri dan anak-anaknya untuk meyakinkan publik bahwa dirinya adalah seorang pria keluarga Kristen. Setelah itu ia malah terseret skandal prostitusi. Dia seorang hipokrit,” ungkapnya kepada Marie Claire.
Media nasional tertarik dengan pencalonan Daniels. Salah satunya FiveThirtyEight, yang menyebutkan bahwa jika strategi pengungkapan sikap munafik Vitter sukses menjadikan Daniels momentum penguatan gerakan perempuan. Pencalonan Daniels unik, lanjut FiveThirtyEight, dan daya tariknya tak akan ditemukan di pemilu negara bagian lain.
Sayangnya, langkah Daniels terganjal akibat perilakunya sendiri. Pada bulan Juli di tahun yang sama ia ditangkap di rumahnya atas tuduhan kekerasan kepada suami. Jelang pemilu setahun setelahnya, Daniels mengumumkan bahwa dirinya adalah seorang Republikan. Namun, tak lama kemudian ia menyatakan tak akan ikut pemilu. Alasannya, ia tak mau kariernya jadi bahan olok-olok.
Mencoba Peruntungan Tapi Belum Beruntung
Daniels bukan satu-satunya bintang porno yang pernah mencicipi dunia politik dan gagal. Kegagalan juga kerap dialami oleh (mantan) aktris porno lain saat mencoba peruntungan di bidang politik.
Mary Carey, misalnya. Aktris porno kelahiran Cleveland yang pensiun dari industri pornografi pada tahun 2008 itu pernah dua kali ikut pemilu di California. Pertama pada 2003, ia mengincar jabatan gubernur. Kali kedua pada tahun 2006, ia mengincar jabatan wakil gubernur. Pemilu pertama gagal total. Sementara dalam pemilu kedua, ia memilih mengundurkan diri.
Nikki Benz adalah permisalan lain. Aktris porno asal Ukraina itu sebelumnya berkarier sebagai model bikini, penari telanjang, lalu masuk ke industri esek-esek pada 2003. Kariernya melejit di bawah naungan rumah produksi Brazzers—Benz bahkan pernah jadi brand ambassador produsen film porno ini. Pada 2014, ia sempat maju di pemilihan walikota Toronto, Kanada, pada tahun 2014. Sayangnya gagal.
Fenomena ini tak hanya terjadi di Amerika bagian utara. Ambil contoh Emilia Cuccinielo. Pada akhir dekade 1980-an Emilia bergabung dengan agensi Futura, lalu kemudian beralih profesi sebagai aktris film porno. Ia memakai nama panggung Milly D'Avvraccio—sesuai nama keluarga.
Kariernya di industri lendir cukup cemerlang. Ia adalah salah satu aktris film porno Italia pertama yang bermain dalam kondisi hamil. Milly kemudian menjajal dunia politik dengan mengikuti pemilu Roma pada tahun 2008 lewat Partai Sosialis. Pada tahun 2011 ia juga turut serta di pemilihan walikota Monza melalui partai lokal, Forza Monza. Sayang, di kedua pesta demokrasi itu ia dikalahkan kompetitor lain.
Tawaran Bercinta untuk Saddam dan Osama
Ilona Staller barangkali aktris porno yang berada di barisan pengecualian. Staller adalah perempuan kelahiran Hungaria yang awalnya membangun karier sebagai model dan pemain film di Italia. Pekerjaan sebagai aktris film porno ia jajaki sejak tahun 1983 dengan membintangi film porno jenis hardcore pertama Italia, Telefono rosso.
Karier politik Staller dimulai sebelum ia terjun di dunia esek-esek, yakni akhir tahun 1970-an. Merujuk laporan International Business Times, pada tahun 1987 ia memenangi pemilihan umum sehingga resmi menjabat sebagai anggota parlemen Italia. Ia memenangkan hati 20.000 pemilih. Usai mengakhiri jabatan periode pertama pada tahun 1991, ia mencalonkan diri lagi, tapi kali ini berakhir dengan kekalahan.
Ia kemudian membentuk Partai Cinta bersama rekannya sesama pemain film porno, Moana Ponzi. Lalu pada 2002 ia memulai usaha untuk maju sebagai anggota parlemen Hungaria, tepatnya di sebuah distrik di kota kelahirannya, Budapest. Sayangnya, sebagai kandidat independen dia gagal mengumpulkan dukungan minimal.
Percobaan di dunia politik kembali ia jalani, tak lama usai kegagalan di Hungaria, yakni dengan mengikuti sebuah pemilu lokal di Kota Monza, Italia. Pada tahun 2004 ia juga maju sebagai calon walikota Milan. Sayang, dari keduanya Staller lagi-lagi terbentur kekalahan.
Di balik kemenangan dan kekalahan sepanjang karier politik Staller, publik mengenangnya untuk sebuah aksi unik nan berani: menawarkan diri untuk berhubungan seks dengan Saddam Husein dan Osama bin Laden. Sebagaimana arsip Telegraph, tawaran untuk Saddam datang dua kali: saat menjadi anggota parlemen Italia dan pada tahun 2002. Sedangkan untuk Osama datang pada bulan Oktober 2006.
Motivasi Staller sederhana: daripada bikin rusuh di kawasan, lebih baik bercinta. Kedua tawaran itu tentu ditolak mentah-mentah. Namun setidaknya Staller telah turut berusaha untuk menjaga kedamaian dunia melalui aktivitas yang ia kuasai: bercinta.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan