Menuju konten utama

Situasi Terkini Calon Ibu Kota Penajam Paser Utara Usai Kerusuhan

Ada 800 aparat gabungan TNI dan Polri yang didrop ke calon Ibu Kota baru, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Situasi Terkini Calon Ibu Kota Penajam Paser Utara Usai Kerusuhan
Foto aerial kawasan Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (28/8/2019). Sepaku dan Samboja, Kutai Kartanegara akan menjadi lokasi ibu kota negara baru Indonesia. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp.

tirto.id - Situasi calon Ibu Kota baru di Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, berangsur kondusif setelah demo berujung kerusuhan, Rabu (16/10/2019) kemarin.

Sekretaris Daerah Penajam Paser Utara, Tohar mengatakan, telah ada penanganan dari pemerintah untuk menciptakan situasi yang kondusif.

"Situasi terkini aman, kondusif. Kami fokus rekonsiliasi setelah peristiwa kemarin sebagai bentuk penanggulangan masalah sosial. Bagaimana orang merasa aman dan tak lapar. Ini kami upayakan," kata dia.

Ia menyebut, sudah ada kesepakatan masyarakat yang agar ikut menjaga kondusifitas, Selasa (15/10/2019) lalu. Hal ini ditempuh untuk antisipasi peristiwa buruk setelah ada penganiayaan di Pantai Nipah-Nipah, Rabu (9/10/2019).

Dalam 'Surat Kesepakatan Bersama' tertera puluhan tokoh masyarakat dari unsur adat, ormas, pemerintah daerah, TNI dan Polri menandatanganinya.

Ada empat kesepakatan yakni, Menyerahkan sepenuhnya permasalahan tersebut ke proses hukum sesuai perundang-undangan yang berlaku dan tidak akan terpancing dan terprovokasi terhadap isu-isu yang dapat menimbulkan gangguan kamtibmas.

Kemudian, siap bekerja sama dengan pihak kemanana yang ada di PPU dan Paser untuk meminimalisir terjadi konflik yang berujung SARA; dan mensosialisasikan dan menginformasikan kepada keluarga teman dan masyarakat untuk tidak melakukan aksi atau pengerahan massa yang dapat menganggu kondusifitas PPU dan Paser.

Namun, berselang sehari terjadi unjuk rasa di Pelabuhan Penyeberangan Penajam, Rabu (16/10/2019) kemarin, sekitar pukul 13.00-19.00 Wita.

Menurut laporan Antara, sedikitnya 158 unit rumah dan sekolah Madrasah Ibtidaiyah yang berada di Gang Buaya RT 6, 7, 8 Kelurahan Penajam, Kecamatan Penajam terbakar, serta sejumlah fasilitas umum juga dirusak.

Usai kerusuhan kemarin, Kapolda Kalimantan Timur, Irjen Priyo Widyanto bersama Pangdam VI/Mulawarman, Mayjen Subiyanto meninjau lokasi.

"Kami berharap isu-isu yang sifatnya provokatif dan membuat resah terhadap situasi Penajam Paser Utara tidak perlu atau jangan dipercaya. Kami bersama TNI dan pemerintah kabupaten terus melakukan upaya pengamanan," ujar Irjen Priyo seperti dikutip Antara.

Polisi, kata dia, menyekat dua wilayah yakni Kelurahan Sotek, Kecamatan Penajam dan Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara untuk mencegah orang asing yang bisa saja dicurigai akan melakukan aksi susulan.

"Kami melakukan patroli skala besar di wilayah Penajam Paser Utara bersama unsur TNI, personel juga melakukan pengamanan di sejumlah tempat terutama di sekitar lokasi kejadian," imbuh Priyo

Untuk atasi situasi ini, ada 800 aparat gabungan TNI dan Polri yang diperbantukan untuk mengamankan lokasi calon Ibu Kota baru, Penajam Paser Utara.

Baca juga artikel terkait PEMINDAHAN IBU KOTA atau tulisan lainnya dari Zakki Amali

tirto.id - Hard news
Penulis: Zakki Amali
Editor: Abdul Aziz