tirto.id - Perang Rusia dan Ukraina sudah memasuki hari ke-15. Menurut berita terbaru, setidaknya lebih dari 40.000 warga sipil yang dievakuasi dari Ukraina pada Rabu (10/3/2022).
Seperti diberitakan The Guardian, seorang perunding Ukraina mengatakan, pihak berwenang sedang berupaya menjauhkan warga sipil dari zona konflik di sekitar kota Kyiv, Kharkiv dan Mariupol.
Di sisi lain, Ukraina menuduh pasukan Rusia telah "menahan 400 ribu orang sandera" di Mariupol. Menurut Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, kota Mariupol masih dibom oleh pasukan Rusia, meskipun ada kesepakatan untuk mengevakuasi warga sipil.
Pihak berwenang Ukraina mengatakan, pasokan listrik pun telah terputus karena pembangkit Chernobyl sudah tidak berfungsi.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy mengatakan serangan Rusia di rumah sakit bersalin di Mariupol sebagai "bukti akhir genosida". Pada Rabu sore, kata pejabat Ukraina, serangan udara Rusia telah menghancurkan rumah sakit anak-anak dan bangsal bersalin.
Zelenskiy mengatakan, anak-anak terkubur di bawah reruntuhan dan menurut gubernur regional, ada 17 orang yang terluka.
Ukraina Klaim 12.000 Tentara Rusia Tewas
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengklaim, lebih dari 12.000 tentara Rusia tewas sejak Moskow melancarkan invasi pada 24 Februari 2022, demikian News Week melaporkan.
Selain itu, masih menurut Kementerian Luar Negeri, Rusia juga kehilangan 49 pesawat, 81 helikopter, 317 tank dan tujuh drone.
Rusia juga disebut kehilangan 1.070 kendaraan lapis baja, 120 artileri, 56 peluncur roket ganda, 482 kendaraan lainnya, 3 kapal dan 28 sistem anti-pesawat.
Sedangkan Rusia mengatakan ada sekitar 498 tentaranya yang tewas dalam pertempuran dan telah membunuh sekitar 2.000 tentara Ukraina.
Dalam pembaruan pada hari Rabu, badan hak asasi manusia PBB mengatakan, antara 24 Februari dan 8 Maret, ada sekitar 1.424 warga sipil yang jadi korban perang di Ukraina, 516 di antaranya tewas dan 908 terluka.
Namun, Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia percaya bahwa angka korban yang sebenarnya jauh lebih tinggi.
Editor: Iswara N Raditya