tirto.id - Incendies merupakan film bergenre drama dengan latar belakang perang sipil di Timur Tengah pada akhir 90-an. Film ini menceritakan kisah perjalanan anak kembar yang mencari saudara laki-laki dan ayahnya yang hilang sesuai wasiat mendiang sang ibu.
Film yang dirilis pada 12 Januari 2011 di Perancis ini disutradarai oleh Denis Villeneuve. Sebelumnya, Denis pernah mengarahkan film Arrival (2016), Sicario (2015), Prisoners (2013), dan Enemy (2013).
Berdurasi 131 menit, Incendies dibintangi oleh Mélissa Désormeaux-Poulin, Maxim Gaudette, Lubna Azabal, dan Rémy Girard. Mulanya, Incendies merupakan drama karya Wajdi Mouawad, lalu diadaptasi menjadi film.
Meskipun memiliki rating tinggi di situs IMDbyaitu 8,3/10, namun film ini hanya meraih pendapatan 7 juta dolar AS. Hanya meraih keuntungan yang sedikit mengingat biaya produksinya mencapai 6,8 juta dolar AS.
Sinopsis Incendies
Jeanne Marwan (Mélissa Désormeaux-Poulin) dan Simon Marwan (Maxim Gaudette) menerima wasiat dari mendiang sang ibu melalui notaris Jean Lebel (Rémy Girard). Jeanne diminta menyampaikan surat untuk ayahnya, sedangkan Simon diminta menyampaikan untuk saudara laki-lakinya.
Jeanne memulai pencarian dengan mendatangi kampung halaman ibunya di Timur Tengah. Sayangnya, ia tidak disambut baik oleh masyarakat yang mengenal ibunya karena aib keluarga bahwa ibunya dulu hamil di luar nikah.
Jeanne melanjutkan perjalanan ke Universitas Daresh tempat ibunya dulu belajar. Saat masih muda, Nawal Marwan menjadi aktivis di kampusnya untuk menyuarakan perdamaian di negara tersebut. Namun, perang sipil antara kaum Muslim dan Kristen pecah saat itu.
Dari Universitas Daresh, Jeanne diminta menemui mantan penjaga penjara Kfar Ryatt. Penjaga tersebut menyebutkan bahwa Nawal Marwan dulu dikenal sebagai ‘penyanyi wanita’ di penjara, yang melahirkan anak kembar setelah diperkosa oleh seorang algojo, Abou Tarek.
Sementara itu, Simon mulai mencari keberadaan saudara laki-lakinya. Dengan bantuan notaris Jean, ia berangkat ke Timur Tengah. Mereka menemukan bukti bahwa saudara laki-laki Simon bernama Ami de Nihad.
Karena Nihad hidup pada masa perang, Simon berinisiatif bertemu dengan pemimpin perang pada masa itu untuk mengetahui keberadaan anak-anak yang terlibat konflik.
Diketahui, saat itu Nihad dipindahkan dari panti asuhan, lalu dilatih menjadi pasukan perang. Namun, ia memilih jalannya sendiri yaitu menjadi algojo di salah satu penjara paling mengerikan, Kfar Ryatt.
Hal yang tidak diduga adalah bahwa Nihad mengubah namanya menjadi Abou Tarek saat menjadi algojo. Artinya, saudara laki-lakinya adalah ayah kandungnya sendiri. Jeanne pun merasa terguncang akan hal ini.
Keduanya kembali ke Kanada dan mencari Abou Tarek disana yang berprofesi sebagai petugas kebersihan. Mereka menemuinya setelah jam kerja dan memberikan surat tersebut sesuai permintaan sang ibu.
Penulis: Hanafi
Editor: Alexander Haryanto