Menuju konten utama

Simulasi Smart Card untuk Jemaah Haji ke Arafah Berjalan Lancar

Simulasi scanning antrean dilakukan terhadap jemaah yang sehat. Secara fisik, mereka cepat masuk ke dalam rangkaian tanpa banyak jeda menunggu.

Simulasi Smart Card untuk Jemaah Haji ke Arafah Berjalan Lancar
Uji Coba Pemberangkatan Jemaah ke Arafah dengan Smart Card Lancar. tirto.id/M. Taufiq

tirto.id - Pemberangkatan jemaah haji ke Arafah menggunakan smart card telah disimulasikan kemarin. Dalam uji coba tersebut, dilakukan pemberangkatan tiga trip jemaah dari maktab.

Trip pertama melibatkan 40 jemaah dan memakan waktu sekitar 4 menit. Trip kedua melibatkan 26 jemaah dan memerlukan 3,4 menit, sedangkan trip ketiga dengan 30 jemaah membutuhkan 5,2 menit. Direktur Layanan Haji Luar Negeri PHU Kementerian Agama, Subhan Cholid, menuturkan, proses scanning smart card secara fisik cukup cepat.

"Simulasinya kemarin cukup cepat, kalau semua lancar jemaah bisa diberangkatkan tetap waktu," kata Subhan dalam jumpa pers, Selasa (11/6/2024) kemarin.

Dia menjelaskan, simulasi scanning antrean dilakukan terhadap jemaah yang sehat. Secara fisik, mereka cepat masuk ke dalam rangkaian tanpa banyak jeda menunggu.

Kartu dalam kondisi baik sehingga barcode dapat cepat terbaca. Dalam simulasi tersebut, masyariq dan PPIH juga ingin mengetahui bagaimana jika yang antre adalah jemaah lansia dan berisiko tinggi (Risti).

"Kira-kira mitigasi plan-nya seperti apa. Karena itu mereka (masyariq) menyiapkan dua kali lipat waktu normal, untuk satu proses scan disiapkan waktu 5 menit jemaah normal dan 10 menit untuk jemaah lansia dan risti," kata Subhan.

Para petugas di sektor juga sudah memberikan data jemaah yang harus murur (mabit di mina di dalam bus saat melintasi Muzdalifah) agar tidak terjadi keterlambatan pemberangkatan.

Selanjutnya untuk jemaah haji yang tidak punya kartu smart card disebabkan karena situasi tertentu, penanganannya juga berbeda. Pertama, jika kartu belum terbit sampai waktu pemberangkatan, pemerintah Arab Saudi diminta terus mendata dan memitigasi jemaah yang belum memiliki kartu.

"Mereka (masyariq) berjanji akan menerbitkan kartu lusa," ujar Subhan.

Kedua, jika kartu hilang dan masih ada cukup waktu, akan dilakukan penggantian. Kalau hilang saat keberangkatan, jemaah akan dikeluarkan dari antrean dan petugas lain akan mendeteksinya berdasarkan dokumen-dokumen. Jemaah tersebut bisa diikutkan rombongan berikutnya.

Selanjutnya, jika terjadi keterlambatan dalam trip yang sudah ditentukan, misalnya pemberangkatan pertama (trip pertama) dimulai pukul 7 sampai 11 siang untuk 3000 jemaah, setidaknya 1000 jemaah harus diberangkatkan terlebih dahulu. Hal ini berlaku juga untuk trip kedua dan ketiga.

Baca juga artikel terkait IBADAH HAJI 2024 atau tulisan lainnya dari Muhammad Taufiq

tirto.id - Flash news
Reporter: Muhammad Taufiq
Penulis: Muhammad Taufiq
Editor: Intan Umbari Prihatin