Menuju konten utama

Simulasi Cara Menghitung Keuntungan Reksadana dan Contohnya

Bagaimana cara menghitung keuntungan reksadana? Simak penjelasan lengkapnya di sini.

Simulasi Cara Menghitung Keuntungan Reksadana dan Contohnya
Rreksadana Pasar Uang. foto/istockphoto

tirto.id - Cara menghitung keuntungan reksadana perlu diketahui oleh para investor, terutama yang masih pemula. Dengan mengetahui cara menghitung return reksadana, perencanaan investasi akan lebih matang.

Rencana investasi pun bakal lebih minim risiko, jika investor bisa menghitung keuntungan reksadana per bulan ataupun keuntungan reksadana per tahun. Sebab, investor dapat mengantisipasi penurunan nilai aset atau kerugian lebih lanjut dalam investasi.

Seperti apa simulasi menghitung reksa dana? Simak penjelasan tentang cara menghitung dan mengetahui berapa persen keuntungan reksadana di sini.

Cara Menghitung Keuntungan Reksadana

Reksadana merupakan salah satu bentuk investasi yang berkembang di Indonesia. Sistem kerja reksadana adalah sebagai wadah yang menghimpun dana dari masyarakat pemodal. Dalam praktiknya, masyarakat berinvestasi dana dengan membeli produk reksadana.

Dana dikelola manajer investasi. Agar bertumbuh, dana investor reksadana diinvestasikan ke surat berharga, seperti saham, obligasi, deposito, dan lain sebagainya.

Hasil investasi itu bisa menghasilkan keuntungan atau kerugian, tergantung pada banyak faktor. Meskipun demikian, investor sewaktu-waktu dapat menjual reksadananya untuk memperoleh keuntungan, balik modal, atau menghindari kerugian.

Setidaknya ada empat jenis produk reksa dana. Keempatnya ialah reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa dana campuran. Dari 4 jenis itu, reksadana campuran menjadi kombinasi risiko sedang dan potensi untung bervariasi.

Untuk menghitung keuntungan reksadana, seseorang pemodal minimal harus mengetahui dua istilah penting meliputi: Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan Unit Penyertaan (UP).

NAB adalah jumlah dana pemodal (asset under management) yang dikelola dalam suatu reksa dana. Adapun UP ialah NAB yang dipecah atau satuan ukuran yang menunjukkan jumlah penyertaan modal yang dimiliki oleh investor reksadana.

Secara umum, cara menghitung keuntungan reksadana bisa dengan langkah-langkah di bawah ini:

1. Cek Nilai UP Reksadana dan Jumlah Unit Penyertaan

Pemodal bisa mudah mengetahui jumlah UP yang dimilikinya. Investor bisa meminta data ini pada manajer investasi. Perlu dicatat, nilai NAB/UP dapat naik-turun sewaktu-waktu.

NAB/UP adalah harga per unit dari pernyataan reksadana yang dibeli investor. NAB/UP ini bisa menunjukkan nilai setiap 1 unit penyertaan reksadana.

Contohnya, Anda berinvestasi di reksa dana senilai Rp20.000.000 dengan NAB per unit (NAB/UP) Rp10.000. Bisa diketahui jumlah unit penyertaan (UP) reksadana itu adalah: 20.000.000 ÷ 10.000 = 2000 unit.

Jadi, cara menghitung unit penyertaan reksa dana bisa pakai rumus:

Jumlah UP Reksadana = Nilai dana investasi ÷ NAB/UP saat pembelian.

Sementara itu, rumus menghitung nilai investasi reksadana adalah:

Nilai Investasi = Jumlah UP x NAB/UP terbaru.

Apabila sebulan setelahnya NAB reksadana tadi naik jadi Rp11.000 per unit, nilai investasi akan turut membesar. Sebab, 2000 unit x 11.000 = Rp22.000.000.

2. Hitung Keuntungan Reksadana

Untuk menghitung keuntungan reksadana, ada minimal 3 data yang perlu diketahui dulu. Ketiganya adalah dana investasi awal, nilai investasi terbaru, dan biaya investasi.

Biaya investasi bisa berupa biaya yang harus dikeluarkan investor saat membeli produk reksadana. Misalnya, nilainya 2% dari total investasi saat pembelian awal reksadana.

Biaya investasi juga bisa berupa biaya penjualan reksadana. Contoh: 1% dari total nilai investasi yang terbaru.

Adapun rumus menghitung keuntungan reksadana adalah:

Keuntungan Reksadana = Nilai Investasi - Dana Awal Investasi - Biaya Investasi.

Rumus tadi dapat digunakan untuk menghitung return reksadana pasar uang atau bentuk reksa dana lainnya. Rumus ini juga dapat digunakan untuk menghitung berapa persen keuntungan reksa dana per bulan maupun per tahun.

Untuk menghitung keuntungan reksadana per bulan, otomatis investor perlu tahu nilai investasinya setiap bulan. Demikian pula jika menghitungan keuntungan reksadana per tahun, perlu diketahui total nilai investasi setelah 12 bulan.

Contoh Simulasi Menghitung Keuntungan Reksadana

Belajar cara menghitung return reksadana paling mudah dengan melihat simulasi. Berikut ini simulasi contoh cara menghitung keuntungan reksadana:

Burhan pada Agustus 2023 membeli reksadana dari perusahaan X sebesar Rp10.000.000. Diketahui, harga per unit (UP) saat pembelian adalah Rp10.000.

Maka, jumlah unit reksadana yang dimiliki Burhan adalah: Rp10.000.000 / Rp10.000 = 1.000 unit.

Lalu, pada Agustus 2024, diketahui reksa dana milik Burhan untuk harga per unit terbaru adalah Rp12.000. Maka, nilai reksadana Burhan: Rp12.000 x 1.000 unit = Rp12.000.000.

Untuk mengetahui keuntungan, harga saat ini dapat dikurangi dengan harga pembelian reksadana. Perlu juga dikurangi biaya saat membeli reksadana, semisal 1% dari total pembelian.

Rp12.000.000 - Rp10.000.000 - (1% x 10.000.000) = Rp1.900.000

Berdasarkan kasus di atas, Burhan mendapatkan keuntungan dari reksadana dalam satu tahun senilai Rp1,9 juta. Berapa persen keuntungan reksadana tersebut?

Persentase keuntungan reksadana = (1.900.000/10.000.000) x 100 = 0,19 x 100 = 19%.

Keuntungan dan Kerugian Investasi Reksadana

Investasi di reksadana memiliki keuntungan sekaligus kerugian. Hal ini menjadi bahan pertimbangan, ketika seseorang hendak menginvestasikan uangnya melalui reksadana.

1. Keuntungan Investasi Reksadana

Berikut ini sejumlah keuntungan investasi reksadana:

1. Pemula bisa investasi

Pemula yang tidak mengetahui tentang investasi lebih mendalam dapat membeli reksadana dengan risiko lebih kecil. Modal dalam reksadana dikelola oleh manager investasi, yang ahli dan berpengalaman dalam dunia investasi. Pemodal cukup menitipkan uang, lalu membiarkan manager investasi untuk mencari cara untuk memperoleh keuntungan.

2. Harga terjangkau

Harga reksadana lebih terjangkau, karena dapat dibeli secara eceran mulai Rp100.000. Sebagai pembanding, untuk mendapatkan bunga deposito, seseorang harus memasukan uang 1 miliar. Untuk obligasi, minimal harus beli dengan kelipatan 5 juta. Untuk saham, minimal harus beli satu lot atau 100 lembar, yang harga per lembar bisa mulai Rp50.000.

3. Dapat dijual kapan saja

Unit reksadana dapat dijual kapan saja (liquid). Sebagai pembanding, deposito harus menunggu jatuh tempo untuk dicairkan.

2. Kerugian Investasi Reksadana

Di sisi lain, berikut ini kerugian investasi reksadana:

1. Ada fee/biaya untuk manager investasi

Investor reksadana harus membayar fee kepada manager investasi sesuai ketentuan yang ditetapkan. Fee tadi biasanya disetor saat awal pembelian reksadana sebesar 1 - 3 persen dari nilai investasi. Adapun saat penjualan reksadana biasanya sebesar 0,5 - 1 persen.

2. Ada risiko kinerja buruk manajer investasi

Manager investasi dapat menghasilkan kinerja yang buruk karena faktor internal maupun eksternal. Jadi, tidak selalu manajer investasi dapat mengelola dana yang menghasilkan keuntungan terus-menerus.

3. NAB tidak tentu

NAB belum settle saat transaksi, karena baru dihitung di akhir hari. Pemodal tidak akan tahu kondisi NAB seperti apa saat sedang membeli atau menjual. Oleh sebab itu, kondisi yang tidak menguntungkan dapat terjadi.

Baca juga artikel terkait REKSADANA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Edusains
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Addi M Idhom