tirto.id - Kehadiran transportasi ojek online (ojol) turut memudahkan mobilitas masyarakat dalam keseharian. Tak sedikit, para pekerja di Jakarta mengandalkan layanan ini untuk menembus kemacetan di jantung kota agar bisa sampai ke kantornya.
Namun, di tengah pulihnya mobilitas masyarakat pasca pandemi, pemerintah justru menaikkan tarif transportasi online seiring dengan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Tarif baru untuk angkutan ojek online sendiri berlaku efektif per Minggu (11/9/2022) pukul 00.00 WIB .
Kebijakan kenaikan tarif ini berlaku dibagi dalam tiga zona. Zona pertama, tarif batas bawah ojol naik dari Rp1.850 menjadi Rp2.000 dan tarif batas atas naik dari Rp2.300 menjadi Rp2.500. Sementara, tarif minimal ditetapkan sebesar Rp8.000 sampai Rp10.000.
Zona kedua, tarif batas bawah naik dari Rp2.250 menjadi Rp2.550 dan batas atas naik dari Rp2.650 menjadi Rp2.800. Tarif minimal untuk zona dua adalah Rp10.200 sampai Rp11.200.
Kemudian, zona ketiga, tarif batas bawah naik dari Rp2.100 menjadi Rp2.300 dan tarif batas atas naik dari Rp2.600 menjadi Rp2.750. Tarif minimal untuk zona ketiga adalah Rp9.200 sampai Rp11.000.
Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi, Mike Rini Sutikno mengatakan di tengah kenaikan tarif ojek online masyarakat perlu cermat ketika melakukan mobilitas. Terutama melakukan perhitungan dan perbandingan.
"Perbandingan satu optimalkan mobilitas kita. Jadi supaya tidak berlebihan," kata dia kepada Tirto, Senin (12/9/2022).
Dia menjelaskan untuk para pekerja yang selalu berangkat ke kantor menggunakan ojol masalah kenaikan tarif tidak bisa dihindari. Dampaknya kantong akan jebol.
"Kalau bisa jarak jauh, work from home (WFH) sudah pasti obat paling oke," kata dia.
Walaupun demikian, para pekerja juga mesti pintar menyiasati untuk berangkat ke kantor. Jika tujuannya adalah sekedar hanya meeting atau bertemu dengan klien baru menurutnya hal tersebut masih bisa diatur.
"Ini masih bisa diatur apakah jarak jauh, atau kah misalnya seminggu dua kali keluar itu bisa diatur. Ini nanti kenapa kok bisa meeting bolak balik sama klien karena ada proses kerjanya yang perlu diperbaiki," katanya.
"Kemudian juga meeting bolak balik cuma sama meeting temen kantor aja, kemudian itu yang perlu diperbaiki cara kerja atau proses kerja kita yang kemungkinan bisa berdampak terhadap proses efisiensi dari mobilitas kita," sambung dia.
Mike melanjutkan, untuk menekan pengeluaran biaya transportasi ojol, obat paling ampuh lainnya adalah dengan cara nebeng atau menumpang. Dia mencontohkan, jika rekan kerja memiliki tujuan arah pulang atau sama ini bisa dilakukan berdua untuk efisiensi.
"Kalau transportasi online itu bisa diatur kita jemput siapa siapa dulu. Jadi patungan seperti itu," bebernya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin