Menuju konten utama

Sigurd Vedal Bikin Situs Mirip Nikahsirri.com versi Eropa

Di Belgia, ada situs yang mirip dengan Nikahsirri.com yang mempertemukan antara pria kaya dan mapan dengan perempuan muda yang diduga mengarah ke prostitusi.

Sigurd Vedal Bikin Situs Mirip Nikahsirri.com versi Eropa
Sigurd Vedal. FOTO/Istimewa

tirto.id - Situs kencan yang mempertemukan antara pria kaya dan mapan dengan perempuan muda beriklan terang-terangan di sebuah kampus di Belgia.

Fenomena munculnya situs ini hampir mirip dengan situsweb Nikahsirri.com yang diduga bermuatan pornografi. Pemilik Nikahsirri.com, Aris Wahyudi sudah diperiksa oleh kepolisian terkait konten dalam situs tersebut yang dinilai bisa mengarah pada perdagangan manusia.

Pihak berwenang Belgia akan mengambil tindakan hukum terkait munculnya iklan situsweb kencan yang terpampang di dekat sebuah kampus di Brusel. Iklan berupa poster besar yang ditempel di sebuah truk tersebut mempromosikan situsweb Richmeetbeautiful. Situsweb ini menjadi ajang kencan antara pria kaya dan mapan yang disebut “sugar daddy” alias om senang dengan perempuan muda.

Kalimat iklan semacam “Hei mahasiswi, perbaiki taraf hidup Anda” atau “Mau dapat uang kuliah? Kencan saja dengan sugar daddy!” dinilai provokatif mempromosikan prostitusi dan menggunakan isu finansial perempuan muda yang masih belum mapan untuk mendapatkan materi secara instan.

Setelah sukses di Skandinavia, perusahaan Norwegia di belakang situs tersebut, berharap dapat merekrut 300.000 registrasi Belgia pada akhir tahun 2018.

Pernyataan tersebut mengklaim bahwa pihaknya hanya menawarkan pengalaman "Fifty Shades of Grey", sebuah referensi untuk novel erotis yang mencatat hubungan antara lulusan perguruan tinggi dan seorang tokoh bisnis muda.

Menurut menteri pendidikan Belgia, Jean-Claude Marcourt dan salah satu menteri perempuan, Isabelle Simonis menyatakan bahwa mereka berniat untuk melakukan proses pidana melawan perusahaan tersebut.

"Publisitas yang memalukan dan mengkhawatirkan ini menunjukkan bahwa situs ini mendorong pelacuran siswa perempuan muda. Selain mendorong gadis-gadis muda untuk menjual tubuh mereka, fenomena ini meningkatkan dominasi laki-laki dan menandai pembalikan satu dekade dalam hubungan antara pria dan wanita," ujarnya.

Sosok di balik situs kencan Richmeetbeautiful yakni Sigurd Vedal. Sebagai pendiri sekaligus CEO situs kencan ini, Sigurd menolak websitenya dikaitkan prostitusi. Namun ia tak memungkiri bahwa uang selalu memainkan peran dalam hubungan romantis.

"Pelacuran tidak dipromosikan, tapi aspek finansial adalah bagian dari hubungan apapun. Ini adalah masalah hubungan romantis antara dua orang yang menetapkan kondisi mereka sendiri," katanya.

"Kami tidak perlu polisi mengendalikan bagaimana orang merancang hubungan mereka. Wanita mencari pria yang kuat, cerdas, dan cemerlang. Ini tidak diragukan lagi bagian yang paling menarik, permintaan yang sangat kuat ini pada wanita. Sejak 'Fifty Shades of Grey', mereka lebih terbebaskan dan bisa mengungkapkan hal ini,” jelasnya.

Vedal yakin tidak ada aktivitas mengarah prostitusi dari situsnya, meski ia mengaku tidak dapat mengendalikan apa yang terjadi di luar situsnya.

Situs serupa sebelumnya telah menargetkan mahasiswi di Inggris. SeekingArrangement.com yang berbasis di AS ditemukan pada 2015 yang menawarkan keanggotaan premium kepada pengguna dengan alamat email universitas.

Renaud Maes, seorang sosiolog, mengatakan kepada surat kabar Belgia Le Soir bahwa selain menekan kampanye iklan, pihak berwenang perlu melihat mengapa situs tersebut berhasil.

"Apa yang paling penting untuk saya tunjukkan adalah bahwa pelacuran siswa didasarkan pada meningkatnya ketidakdisiplinan siswa," katanya.

Perusahaan di balik Richmeetbeautiful, Digisec Media, ini memang terlihat agresif menargetkan segmen di kawasan Eropa, Amerika Serikat dan Asia. Selain mengembangkan situs Richmeetbeautiful.com, Digisec Media juga mengembangkan situs kencan lain yang sudah pernah sukses Victoria Milan dan Nextlove.

Baca juga artikel terkait NIKAH SIRI atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri