tirto.id - Mantan Perdana Menteri (PM) Inggris, Tony Blair mengaku siap menolong Presiden Jokowi untuk bantu mempromosikan Ibu Kota Nusantara (IKN) ke dunia internasional.
"Presiden minta Tony Blair, dan Tony Blair juga kebetulan menawarkan diri juga untuk membantu promosikan ibu kota baru ini ke internasional," kata Menko Marinves, Luhut Binsar Pandjaitan seperti dikutip Antara News.
Kata Luhut, Blair bilang kalau Indonesia bisa promosi ke beberapa negara seperti Uni Emirat Arab, China, dan sejumlah perusahaan di kawasan Asia untuk berinvestasi di IKN.
"Tadi pikiran dari Pak Tony Blair, pengusaha dari--pemerintah maksudnya dari Uni Emirat Arab dengan Tiongkok. Kemudian tadi (Arab) Saudi dengan Korea (Selatan) itu joint company," ucap Luhut.
Profil Tony Blair & Rekam Jejaknya
Laman Britannica menuliskan, Tony Blair punya nama lengkap Anthony Charles Lynton Blair. Dia lahir pada tanggal 6 Mei 1953 di Edinburgh, Skotlandia.
Dia menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris selama sepuluh tahun, tepatnya dari tahun 1997 sampai 2007. Posisi itu membuat dia didapuk sebagai PM terlama kedua setelah Margaret Thatcher. Selain itu, Blair juga pemimpin Partai Buruh Inggris.
Selama menjadi PM Inggris, Blair sering mencari nasihat dari pengusaha terkenal. Dia memberi peran penting kepada perusahaan swasta dalam membiayai proyek infrastruktur negara, walaupun dia dikritik karena pembiayaan itu sering merugikan pembayar pajak.
Kala itu, Blair juga memberikan kendali agenda ekonomi kepada Gordon Brown, menteri keuangan yang kemudian menjadi penerusnya. Pemerintahan Blair memberi Bank of England kekuatan untuk menentukan suku bunga tanpa konsultasi pemerintah.
Blair juga memprakarsai reformasi di House of Commons (Dewan Rakyat Britania Raya) dalam memodernisasi fotmat "Waktu Pertanyaan Perdana Menteri" di mana perdana menteri menjawab pertanyaan dari anggota Parlemen.
Dia memberikan kekuasaan penting kepada penasihat yang tidak dipilih, terutama konsultan media Alastair Campbell. Citra pemasaran yang mereka adopsi adalah "Britania Keren".
Hal itu untuk menunjukkan kalau Inggris adalah negara dinamis dan sukses yang telah menemukan kembali dirinya setelah bertahun-tahun mengalami penurunan dan perpecahan internal.
Editor: Iswara N Raditya