Menuju konten utama

Henry Kissinger Meninggal Dunia dan Jejak Kontroversinya

Rekam jejak Henry Kissinger yang meninggal dunia di usia 100 tahun. Siapa dia dan apa perannya sebagai diplomat Amerika Serikat?

Henry Kissinger Meninggal Dunia dan Jejak Kontroversinya
Henry Kissinger saat menghadiri Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, pada 24 Januari 2013. (REUTERS/Pascal Lauener)

tirto.id - Mantan diplomat Amerika Serikat (AS), Henry Kissinger wafat di usianya yang ke 100 tahun pada Rabu, 29 November 2023 di kediamannya di Kent, Connecticut, AS.

Kissinger dijuluki sebagai diplomat AS yang paling berpengaruh pada era Perang Dingin. Dia membantu AS membuka diri terhadap China, menjalin ksepakatan pengendalian senjata dengan Uni Soviet, dan mengakhiri perang Vietnam.

Kissinger memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian tahun 1973 karena mengakhiri keterlibatan AS dalam Perang Vietnam, raihan nobelnya itu dipenuhi dengan kontroversi.

Dua anggota komite Nobel mengundurkan diri atas pemilihan tersebut karena muncul pertanyaan mengenai pengeboman rahasia AS di Kamboja. Diplomat Vietnam Utara, Le Duc Tho, yang dipilih untuk berbagi penghargaan tersebut, menolaknya,

Bagi sebagian besar masyarakat AS, Kissinger mungkin adalah legenda yang memiliki kontribusi luar biasa terhadap bangsanya. Namun, di berbagai negara dunia Kisingger dicaci maki oleh para pejuang HAM.

Al Jazeera menulis, bagi sebagian orang, Kissinger dicap sebagai seorang penjahat perang, karena pelaksanaan poltik luar negerinya dianggap meninggalkan jejak berdarah di seluruh dunia, dia dianggap bertanggung jawab atas kematian 3 juta orang di sejumlah negara di dunia yang pernah berkonflik.

Siapa Henry Kissinger?

Heinz Alfred Kissinger atau lebih dikenal sebagai Henry Kissinger lahir di Fuerth, Jerman, pada tanggal 27 Mei 1923, dan pindah ke Amerika Serikat bersama keluarganya pada tahun 1938 sebelum kampanye Nazi untuk memusnahkan kaum Yahudi Eropa.

Reuters mewartakan, dengan mengubah namanya menjadi Henry Kissinger, ia menjadi warga negara AS yang dinaturalisasi pada tahun 1943.

Dia lalu bertugas di Angkatan Darat di Eropa pada Perang Dunia Kedua, dan kuliah di Universitas Harvard dengan beasiswa, di mana ia meraih gelar doktor pada tahun 1954 dan tetap menjadi dosen di fakultas tersebut selama 17 tahun.

Selama sebagian besar waktu tersebut, Kissinger bekerja sebagai konsultan untuk lembaga-lembaga pemerintah, termasuk pada tahun 1967 ketika dia bertindak sebagai perantara Departemen Luar Negeri dengan Vietnam Utara. Dia menggunakan koneksinya dengan pemerintahan Presiden Lyndon Johnson dari Partai Demokrat untuk menyampaikan informasi mengenai negosiasi perdamaian kepada kubu Nixon.

Ketika janji Nixon untuk mengakhiri Perang Vietnam membantunya memenangkan pemilihan presiden tahun 1968, ia membawa Kissinger sebagai penasihat keamanan nasional.

Namun proses "Vietnamisasi" - mengalihkan beban perang dari pasukan AS ke Vietnam Selatan, berlangsung lama dan berdarah, diselingi oleh pengeboman besar-besaran AS terhadap Vietnam Utara, pengeboman pelabuhan-pelabuhan di Vietnam Utara, dan pengeboman Kamboja.

Kissinger menyatakan pada tahun 1972 bahwa "perdamaian sudah dekat" di Vietnam, tetapi Perjanjian Perdamaian Paris yang ditandatangani pada bulan Januari 1973 tidak lebih dari sebuah pendahuluan untuk pengambilalihan Komunis terakhir di Selatan dua tahun kemudian.

Pada tahun 1973, selain perannya sebagai penasihat keamanan nasional, Kissinger diangkat sebagai menteri luar negeri, memberinya otoritas yang tak tertandingi dalam urusan luar negeri.

Konflik Arab-Israel yang semakin memanas membuat Kissinger melakukan misi "pesawat ulang-alik" pertamanya, sebuah diplomasi yang sangat pribadi dan bertekanan tinggi yang membuatnya terkenal.

Tiga puluh dua hari bolak-balik antara Yerusalem dan Damaskus membantu Kissinger menjalin perjanjian pelepasan antara Israel dan Suriah di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Dalam upaya untuk mengurangi pengaruh Soviet, Kissinger menjangkau saingan utama komunisnya, Tiongkok, dan melakukan dua perjalanan ke sana, termasuk perjalanan rahasia untuk bertemu dengan Perdana Menteri Zhou Enlai. Hasilnya adalah pertemuan bersejarah tahun 1972 antara Nixon dan Ketua Mao Zedong di Beijing dan formalisasi hubungan antara kedua negara.

Mantan Duta Besar AS untuk Tiongkok Winston Lord, yang menjabat sebagai asisten khusus Kissinger, menyebut mantan bosnya itu sebagai "pejuang perdamaian yang tidak kenal lelah," dan mengatakan, "Amerika telah kehilangan seorang pejuang yang menjulang tinggi untuk kepentingan nasional."

Baca juga artikel terkait URGENT atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Politik
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra