Menuju konten utama

Siapa Bharada E: Profil dan Kejanggalan Kasus Brigadir J

Profil Bharada E dan kejanggalan kasus Brigadir J menurut keluarga.

Siapa Bharada E: Profil dan Kejanggalan Kasus Brigadir J
Polisi berjaga di depan rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo pascaperistiwa baku tembak dua ajudannya di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2022) malam. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.

tirto.id - Kasus Bharada E dan Brigadir J masih bergulir di kepolisian. Menurut Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto, hingga saat ini, status Bharada E bersama tiga orang lainnya masih sebagai saksi.

"Perlu kami sampaikan bahwa yang bersangkutan sebagai saksi karena sampai saat ini kami belum menemukan satu alat bukti yang mendukung untuk meningkatkan statusnya sebagai tersangka," katanya, dikutip Antara News.

Hal itu sesuai pasal 184 KUHP bahwa ada lima alat bukti yang harus dikumpulkan oleh Polri. "Pertama saksi, kedua keterangan ahli, ketiga surat atau dokumen, keempat petunjuk dan kelima keterangan terdakwa," tuturnya.

Kepolisian juga mengirimkan tim psikolog untuk empat saksi di TKP, yakni Bharada E, saksi R, saksi K, dan Ny Putri Ferdy Sambo, istri Kepala Divisi Propam Polri yang akan diberikan pembinaan.

Menurut Budhi, keempat saksi diberi pembinaan psikologi lantaran mereka menyaksikan banyak peluru yang ditembakkan di TKP.

Pihaknya masih melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan dua saksi sebelum menandatangani berita acara pemeriksaan (BAP).

Siapa Bharada E?

Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengatakan, Bharada E yang menembak Brigadir J di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Samboadalah penembak kelas satu di Resimen Pelopor.

"Bahwa Bharada E ini sebagai pelatih 'vertical rescue' dan di Resimen Pelopor dia menjadi tim petembak kelas satu," katanya di Jakarta, Selasa (12/7/2022).

Selain menjadi tim petembak kelas satu di Resimen Pelopor, Bharada E juga menjadi pelatih teknik penyelamatan pada medan vertikal atau curam (vertical rescue).

Senjata yang dipakai Bharada E saat kejadian, yakni Glock 17 dengan lima peluru yang dimuntahkan. Sedangkan Brigadir J bersenjata HS 16 dan ditemukan tersisa sembilan peluru yang ada di magasen.

Selain itu, Budhi menjelaskan, Bharada E menembak sebanyak lima kali namun terdapat tujuh luka tembakan. Ada dua peluru yang menembus sampai dua kali, yakni dari jari tembus dada dan di lengan kiri tembus mulut.

"Diduga ada dua peluru yg sampai dua kali mengenai Brigjen J, yakni di jari tembus ke dada dan di lengan kiri tembus ke mulut," tuturnya.

Siapa Brigadir J?

Brigadir J memiliki nama lengkap Nopriansyah Yosua Hutabarat. Ia merupakan warga asli Jambi yang tinggal di Kecamatan Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

Brigadir J menjadi polisi setelah lulus dari Sekolah Polisi Negara (SPN) Jambi tahun 2012. Ia juga pernah menjadi anggota Brimob Polri.

Brigadir J sudah dua tahun menjadi pengawal pribadi Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Pol Ferdy Sambo dan keluarga.

Saat ini jenazah Brigadir J sudah dibawa pulang ke Jambi dan dimakamkan di tanah kelahirannya pada Senin (11/7/2022).

Brigadir J tewas karena ditembak oleh Bharada E. Brigadir J diduga melakukan pelecehan seksual pada istri Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.

Brigadir J ditembak oleh rekannya Bharada E di rumah Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga Nomor 46 kawasan Pancoran, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 17.00 WIB.

Saat kejadian, yang berada di rumah tersebut adalah Brigadir J yang bertugas sebagai sopir, dan Bharada E yang berada di lantai dua, lalu ada dua saksi lainnya yang berada di lantai atas.

Bharada E mendatangi Brigadir J karena istri Kadiv Propam berteriak. Bharada E keluar dari kamar dan bertanya apa yang terjadi. Namun justru dibalas dengan tembakan oleh Brigadir J.

Kejanggalan Kasus Brigadir J

Keluarga Brigadir J menilai ada kejanggalan dalam kasus kematian Yosua Hutabarat. Pihak keluarga Brigadir J, Rohani Simanjuntak mengungkapkan pihak keluarga hanya ingin mengetahui apa motif dari penembakan.

Dari pengamatan pihak keluarga, terdapat 4 luka tembak yakni dua luka tembak di dada, 1 luka tembak di tangan dan 1 luka tembak di leher anggota Brimob tersebut.

Selain luka tembak, rupanya pihak keluarga juga menemukan luka sayatan di tubuh korban, padahal polisi menyebut Brigadir J tewas karena baku tembak.

Keluarga merasa perlu penjelasan dari mana luka sayatan itu berasal, sebab menurut keterangan polisi, Brigadir J teas karena baku tembak dengan rekannya Bharada E.

Selain luka tembak dan sayatan, pihak keluarga menyatakan, dua jari jenazah Brigadir J juga putus. Luka sayatan ditemukan di mata, hidung, bibir, di leher, dan kaki Brigadir J.

Selain kejanggalan luka, keluarga Brigadir J juga sempat tidak diizinkan melihat luka tembak pada tubuh polisi tersebut. Pihak kepolisian melarang keluarga melihat jenazah dengan dalih sudah diotopsi.

Baca juga artikel terkait BRIGADIR J atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Humaniora
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Addi M Idhom