tirto.id - Anggy Umbara merupakan sutradara film Vina: Sebelum 7 Hari yang viral sejak tayang di bioskop, 8 Mei 2024. Sosok Anggy Umbara bukanlah nama baru di industri perfilman Indonesia.
Ia adalah sutradara di balik beberapa judul film dan sinetron populer dalam negeri seperti Mama Cake (2012), Khanzab (2023), dan Siksa Neraka (2023). Kendati demikian, film Vina merupakan salah satu filmnya yang paling fenomenal.
Mengutip Instagram @Vinasebelum7hari.movie, film Vina berhasil meraih lebih dari 3,5 juta penonton dalam 9 hari penayangan. Film ini menarik atensi publik lantaran diangkat dari kisah nyata.
Kisah dalam film Vina adalah kasus pembunuhan dan pemerkosaan Vina Arsita Dewi dan kekasihnya Muhammad Rizky Rudian di Cirebon. Kasus Vina Cirebon merupakan kasus yang terjadi pada 2016 dan belum selesai hingga saat ini.
Kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan karena tiga pelaku utama belum tertangkap. Seiring dengan rilisnya film Vina, publik kembali mendesak kepolisian untuk segera menangkap ketiga pelaku yang masih buron.
Profil Sutradara Anggy Umbara
Anggy Umbara adalah pria kelahiran Jakarta, 21 Oktober 1980. Ia merupakan putra kandung sutradara legendaris Indonesia, Danu Umbara dan istrinya Nanny Iskandar.
Tak hanya sang ayah, kedua kakak Anggy, yaitu Fajar Umbara dan Bounty Umbara merupakan sineas ternama dalam negeri. Ia dan keluarganya mengoperasikan rumah produksi Umbara Brothers Film yang merupakan peninggalan sang ayah.
Lahir di keluarga yang dekat dengan industri perfilman membuat Anggy Umbara mengambil jalan yang sama. Ia mengawali kariernya sebagai sutradara video klip musik.
Mengutip IMDb, karya pertamanya adalah video musik Agnes Monica (Agnez Mo) dan Ahmad Dhani berjudul "Cinta Mati" yang rilis pada 2004. Debut film pertamanya berlangsung pada 2012 lewat film drama Mama Cake.
Satu tahun kemudian, ia berkolaborasi dengan grup musik remaja Coboy Junior untuk merilis film Coboy Junior: The Movie (2013). Kemudian, pada 2014 ia kembali sukses merilis film komedi Comic 8 yang menampilkan berbagai figur stand up comedian.
Anggy Umbara termasuk sutradara yang aktif berkarya dan rutin mengeluarkan judul baru setiap tahun. Selain menyutradarai film, Anggy menjadi sutradara untuk serial televisi dan mini series.
Salah satu serial populernya adalah Cinta Fitri (2021) yang merupakan remake salah satu sinetron terpopuler di Indonesia berjudul sama. Ia juga me-remake sinetron dengan episode terpanjang di Indonesia, yaitu Tersanjung: The Series (2021-2022).
Salah satu film Anggy yang paling sukses berjudul 3: Alif, Lam, Mim (2015). Berkat film laga ini, Anggy menerima penghargaan Festival Film Bandung 2016 sebagai sutradara terbaik.
Film ini juga masuk dalam nominasi film terbaik di Maya Awards 2015 dan Festival Film Indonesia 2015. Selain 3: Alif, Lam, Mim, film Anggy lain yang masuk nominasi Maya Awards adalah Sabar Ini Ujian (2020).
Film terbarunya adalah Vina: Sebelum 7 Hari, sebuah film horor-kriminal yang diangkat dari kisah nyata.
Fakta Kasus Vina Cirebon Menurut Anggy Umbara
Anggy Umbara mengaku memproduksi film Vina: Sebelum 7 Hari atas persetujuan pihak keluarga korban, yaitu Vina. Ia mengklaim mendapat dukungan penuh dari keluarga Vina untuk memproduksi film.
Pria 43 tahun itu mengaku terus melibatkan keluarga Vina dalam berbagai rangkaian produksi film.
"Dari awal kami melibatkan keluarga Vina. Bahkan, skenario pun sudah dibawa oleh keluarga sebelum syuting, jadi kami sangat memperhatikan perasaan keluarga Vina," katanya seperti yang dikutip dari Antara, Minggu (19/5/2024).
Tentu ada banyak informasi yang diketahui Anggy dari kasus pembunuhan dan pemerkosaan Vina Cirebon berdasarkan sudut pandang keluarga. Berikut beberapa fakta kasus Vina Cirebon menurut sutradara Anggy Umbara.
1. Vina merupakan sosok pemberani
Anggy Umbara menggambarkan sosok Vina sebagai remaja yang pemberani dan penuh semangat. Gambaran sosok Vina itu ia proyeksikan dari keterangan keluarga tentang latar belakang remaja 16 tahun itu.
Menurut Anggy, Vina merupakan korban bullying, bahkan sebelum kasus pembunuhan dan pemerkosaannya terjadi. Fakta bahwa Vina merupakan anak seorang tenaga kerja wanita (TKW) membuat ia sering dikucilkan di sekolahnya.
Ia tak diam saja saat dirinya dirundung dan mencoba melindungi diri. Sayangnya, saat peristiwa pengeroyokan Vina dengan geng motor terjadi, ia tidak bisa melawan karena dianiaya dan diperkosa dengan sadis.
2. Vina sudah diincar oleh belasan pelaku
Anggy menyebut bahwa Vina sudah diincar oleh belasan pelaku yang merupakan sekelompok geng motor Moonraker. Vina dan kekasihnya Eky atau Eki dibuntuti oleh 11 orang pelaku pada malam hari.
Mereka kemudian dilempari batu oleh pelaku hingga terjadi aksi kejar-kejaran dengan pelaku. Sayangnya, Vina dan Eki tertangkap dan dibawa ke ke tempat sepi dan gelap, berlokasi di depan SMP 11 Kali Tanjung, Cirebon.
Di area itulah terjadi penganiayaan dan pemerkosaan Vina oleh para anggota geng motor. Kronologi pembunuhan Vina versi Anggy sesuai dengan kronologi yang disampaikan kepolisian.
Menurut polisi kejadian itu berlangsung pada 27 Agustus 2024. Sementara itu, tubuh Vina dan Eki ditemukan keesokan harinya pada 28 Agustus 2024.
3. Vina masih hidup saat sampai di rumah sakit
Anggy juga menuturkan bahwa Vina masih hidup saat dibawa ke rumah sakit. Hal itu Anggy ketahui berdasarkan penuturan pihak keluarga, yaitu ayah Vina.
Vina ditemukan di seberang SMP Negeri 11, Jl Perjuangan, Kampung Situgangga, Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Tubuhnya tergeletak di jalan bersama kekasihnya, Eki dalam keadaan terluka parah.
"Vina itu masih hidup, cuma udah gak bisa ngomong dia," katanya dalam sebuah program acara di YouTube RJL 5 - Fajar Aditya, edisi 18 Mei 2024.
Tidak lama setelah ayahnya datang ke rumah sakit, Vina dinyatakan meninggal dunia. Menurut keterangan ayah Vina kepada Anggy, tubuh remaja itu sudah terluka sangat parah.
Bagian kepala Vina hancur karena benturan benda tumpul dan darah keluar dari mulut, telinga, dan matanya.
4. Film Vina menggambarkan kejadian penganiayaan asli
Anggy menyebut bahwa film Vina menggambarkan kejadian penganiayaan asli Vina dan Eki. Aksi tersebut digambarkan secara brutal di dalam film, namun Anggy mengklaim tidak menambahkan atau mengurangi adegan apapun dari fakta sebenarnya.
"Jadi kita berusaha seakurat mungkin, sedetail mungkin. Karena itu sendiri it's a crime, ada sebuah kejahatan yang terjadi. Jadi kita tidak bisa mengurangi atau menambahkan (adegan)," katanya.
Hal ini juga yang menyebabkan film Vina memiliki rating 17+, karena mengandung aksi kekerasan fisik, darah, dan seksual. Lebih lanjut, ia mengaku memang tidak menampakkan beberapa adegan kekerasan seksual secara eksplisit.
Upaya ini dilakukan agar film tentang Vina Cirebon ini memenuhi syarat batas aturan penyayangan.
5. Produksi film Vina mendapat intimidasi
Anggy mengakui bahwa dirinya mendapat intimidasi dari pihak tak dikenal saat memproduksi film Vina. Saat syuting film, terdapat dua orang yang mengaku sebagai petugas kepolisian tanpa seragam meminta data-data produksi film, termasuk skenario.
Kedua orang itu juga mendesak agar Anggy dan timnya tidak melanjutkan proses syuting. Namun, Anggy menolaknya karena telah mengantongi izin syuting dari Polda setempat.
Ia juga berencana mengonfirmasi identitas dua orang tersebut usai menghubungi kepolisian. Namun, dua orang tak dikenal itu pergi sebelum identitasnya diketahui.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora