tirto.id -
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyebut ada 1.000 warga yang terdampak bencana banjir dan longsor tersebut.
"Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB) dari BPBD Kabupaten Majene hingga Jumat (28/10/2022) pukul 21.40 WIB, jumlah warga yang terdampak mencapai 1.000 jiwa," kata Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya, 30 Oktober 2022.
Abdul Muhari menyebut hingga saat ini, akses jalan nasional trans Majene - Mamuju masih tertutup total akibat longsor yang masih terjadi.
"Balai Jalan Nasional menargetkan pembersihan material longsor sekitar 7 hari dengan menggunakan tiga excavator dan dua loader," katanya.
Saat ini tim gabungan dari BPBD Kabupaten Majene bersama tim gabungan meliputi unsur TNI/Polri, Basarnas, Dinkes, Pemerintah Daerah, dan masyarakat masih terus melakukan pengaturan lalu lintas di titik longsor, yaitu di jalan nasional trans Majene - Mamuju untuk pemenuhan kebutuhan logistik.
"Selain upaya pemenuhan kebutuhan logistik tim gabungan juga menyiagakan ambulans, perahu body, perahu karet untuk layanan kedaruratan," kata Abdul Muhari.
Berdasarkan hasil kajian dari InaRISK, Kabupaten Majene memiliki potensi risiko banjir dan tanah longsor sedang hingga tinggi. Kejadian bencana ini merupakan fenomena berulang apabila tidak ditindaklanjuti.
Untuk itu, BNPB mengimbau kepada pemerintah setempat untuk dapat menyiapkan program jangka menengah dan jangka panjang seperti peniadaan pemukiman di sepanjang aliran sungai dan dataran rendah.
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Maya Saputri