Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Setahun Corona, Satgas: 85% Pasien Meninggal Usia di Atas 47 Tahun

Pandemi COVID-19 genap setahun di Indonesia. Saat ini, kasus aktif nasional mencapai 153.074 orang dan 36.325 pasien meninggal.

Setahun Corona, Satgas: 85% Pasien Meninggal Usia di Atas 47 Tahun
Petugas memakamkan jenazah COVID-19, di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (8/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.

tirto.id - Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Letjen Doni Monardo memastikan 85 persen pasien COVID-19 yang meninggal adalah warga berumur di atas 47 tahun. Ia bahkan menyebut 92 persen penderita penyakit diabetes menjadi korban keganasan COVID-19.

Saat memberikan sambutan acara #InovasiIndonesia untuk pulih pasca 1 tahun pandemi, Selasa (2/3/2021), Doni menuturkan, kasus aktif nasional saat perayaan 1 tahun COVID-19 mencapai 153.074 orang, sementara total pasien sembuh mencapai 1.121.141 orang atau 85,88 persen.

Akan tetapi, kata dia, angka kematian Indonesia masih relatif tinggi, yakni 36.325 orang atau selisih 0,5 persen dari angka kematian global sebesar 2,2 persen.

"Kalau kita lihat data 1 tahun terakhir Pak Menteri, 85 persen mereka yang wafat ini, yang meninggal adalah kelompok usia di atas 47 tahun dengan komorbid dan risiko yang lebih tinggi lagi adalah mereka yang memiliki komorbid lebih dari satu. Khusus untuk Jawa Timur, angka kematian itu mencapai 92% adalah penderita komorbid yaitu diabet," kata Doni.

Doni berharap, peneliti dan periset Indonesia bisa membantu untuk menekan angka kematian Indonesia. Ia lantas membandingkan dengan satu negara besar yang memiliki angka kematian mencapai 527 ribu orang meski memiliki anggaran, sumber daya, hingga manajemen rumah sakit maupun dokter terbaik.

"Artinya apa? Artinya teknologi kesehatan bukanlah salah satu cara untuk mengatasi pandemi ini karena mereka memiliki sumber daya yang luar biasa pun tidak mampu menahannya, warga negaranya telah hilang sebanyak lebih dari setengah juta orang," kata Doni.

Jenderal bintang 3 ini berharap, semua pihak mau bekerja sama untuk mencari solusi selain melihat dari teknologi. Ia berharap ada pendekatan lain yang dilakukan untuk mencegah kematian.

Mantan Danjen Kopassus ini lantas mencontohkan bagaimana Hindia Belanda akhirnya menggunakan pendekatan kultural daripada pendekatan medis saat menangani flu Spanyol. Pemerintah Hindia-Belanda menggunakan wayang untuk menekan angka kematian warga akibat flu Spanyol yang sudah mencapai 4 juta orang.

"Oleh karenanya harapan kami di samping keberhasilan Kemenristek yang telah menghasilkan 61 produk di bidang teknologi, kami juga berharap riset juga menyentuh pendekatan emosional warga negara kita yaitu perubahan perilaku," kata Doni.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz