tirto.id - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menganggap metode penangkapan yang selama ini dilakukan lembaganya tidak akan ampuh memberantas korupsi. Firli memilih memberantas korupsi dengan mengedepankan pendekatan pendidikan agar terjadi perubahan perilaku pada masyarakat.
"Kita sentuh individunya, kita sentuh pikirannya, kita sentuh hatinya supaya tidak ingin melakukan korupsi," ujar Firli dalam webinar Pembekalan Calon Kepala Daerah (Cakada) via akun YouTube 'Kanal KPK', Selasa (10/11/2020).
Menurut Firli penangkapan sebagai metode memberantas korupsi dinilai tidak efektif. Firli mencontohkan Operasi Zebra yang kerap dilakukan Kepolisian, ketika pengendara pelanggar lalu lintas melalui lokasi operasi tersebut, sedari jauh ia akan segera menghindar mencari jalan lain.
"Itu juga terjadi di kasus korupsi," ujar Firli.
Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada era Firli baru terlaksana tiga kali yakni terhadap Bupati Sidoarjo dan Komisioner KPU pada Januari 2020; serta Bupati Kutai Timur pada Juli 2020.
Firli memilih mengedepankan metode pendidikan dalam memberantas korupsi, khususnya diperuntukkan bagi penyelenggara negara, partai politik, BUMN atau BUMD, dan pihak swasta karena menurut Firli "mereka yang sering terlibat kasus korupsi."
"Upaya-upaya KPK itu tentu tidak akan bisa berjalan lancar tanpa dibantu seluruh pemangku kepentingan," jelasnya.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Bayu Septianto