tirto.id - Walikota Jakarta Selatan, Marullah Matali menyesalkan adanya tawuran antar-warga di wilayahnya. Menurut dia, hasrat anak-anak muda tersebut harus disalurkan melalui kegiatan-kegiatan positif.
"Ini penyaluran hasrat dan keinginan anak-anak muda itu masih betul-betul harus dipahami. Saya kemarin sampaikan pada saat Musrenbang di Pasar Manggis, saya sampaikan kalau memungkinkan ada peluang-peluang kerja, yang ada di lingkup kelurahan," kata Marullah saat ditemui di Jakarta Pusat, pada Rabu (6/2/2019).
Marullah merekomendasikan ke Pasar Manggis agar sebisa mungkin mengutamakan warga lokal untuk bekerja di sana.
"Jadi jangan dikasih ke orang dulu, tawarkan dulu ke misalnya karang taruna," kata Marullah.
Marullah juga mengaku terkejut dengan kabar adanya warga yang melakukan tawuran.
"Memang ya, mudah-mudahan sih bukan jadi tradisi. Ada kasus apa gitu, saya masih mendalami, dan teman-teman di polsek juga sedang mendalami ini," kata Marullah.
Marullah juga mengatakan bahwa salah satu langkah yang akan diambil ke depannya adalah penyatuan antar-warga.
"Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama kita mau lakukan langkah-langkah untuk menyatukan warga masyarakat," katanya.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Abdul Ghoni, meminta kepolisian segera memeriksa terkait tawuran yang sering terjadi di Jakarta Selatan. Ia menduga kejadian tersebut berkaitan dengan perebutan lahan atau aksi premanisme di daerah tersebut.
"Itu sudah sering terjadi, makanya aparat harus segera menyelidiki apakah di wilayah itu ada premanismenya, atau memang itu murni warga," kata Abdul saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, pada Rabu (6/2/2019).
Abdul mengatakan bahwa sejak dulu, perang antar-warga memang kerap kali terjadi. Salah satunya adalah antara warga Pasar Rumput dengan warga di sekitar stasiun Manggarai.
"Sekarang terjadi lagi, pasti ada sesuatu. Mungkin ada penggeraknya. Nah, ini yang harus aparat menyelidikinya," kata Abdul.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Alexander Haryanto