tirto.id - Nana Krip meninggal dunia di Jakarta, Rabu (20/2/2019) pukul 09.00 WIB, dalam usia 73 tahun. Komedian senior bernama asli Rachmana ini merupakan salah satu anggota Sersan Prambors, grup komedi yang turut mewarnai sejarah panggung hiburan di tanah air sejak era 1980-an. Grup ini dimotori oleh para juara lawak mahasiswa.
Sersan Prambors beranggotakan Raden Mas Haryo Heroe Syswanto Ns. Soerio Soebagio alias Sys NS, Mukhlis Gumilang, Krisna Purwana, Ferrasta Soebardi atau Pepeng, serta Nana Krip. Sepeninggal Nana Krip, grup komedi yang berkibar melalui siaran radio ini tinggal menyisakan dua personil, yakni Mukhlis dan Krisna.
Pepeng wafat pada 26 Mei 2015 setelah selama bertahun-tahun berjuang melawan multiple sclerosis, penyakit langka yang dideritanya. Sedangkan Sys NS meninggal dunia pada 23 Januari 2018 akibat serangan jantung.
Sejarah terbentuknya Sersan Prambors sendiri terhubung grup lawak mahasiswa bernama GM Selo (Gerak Musik Seloroh), digawangi oleh Pepeng, Krisna, dan Nana Krip, yang sudah eksis sejak akhir dekade 1970-an.
Nana Krip pernah berkisah mengenai terbentuknya GM Selo dalam buku Di Balik Jari-jari (2016) suntingan Tiangka Adiati yang berisi kumpulan testimoni para sahabat untuk Pepeng.
Saat itu, tahun 1978, Nana Krip untuk pertamakalinya bertemu dengan Pepeng dan Krisna. Ketiganya bahkan tengah bersaing mengikuti lomba lawak mahasiswa yang digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Pepeng tampil sebagai juara pertama lomba lawak mahasiswa itu, Krisna sebagai juara kedua, juara ketiga diraih oleh Nana Krip, dan juara keempat adalah Taufik. Setelah perlombaan itu, keempat orang ini jadi akrab dan sering berkumpul.
“[…] akhirnya timbul deh ide ngumpulin juara keempat, ketiga, kedua, dan kesatu peserta lomba lawak. Terbentuklah grup lawak GM Selo,” kenang Nana Krip.
“Kita sering manggung di kampus-kampus seperti UI [Universitas Indonesia]. Pokoknya, kita sering banget diundang, bahkan GM Selo pernah dikontrak setahun sama Pasar Seni,” lanjutnya.
Pamor GM Selo pun kian melambung. Pada 1979, mereka turut membintangi film Rojali dan Juleha yang disutradarai Nya' Abbas Akup.
Pepeng, Krisna, Nana Krip, dan Taufik beradu akting dengan jajaran bintang film papan atas masa itu seperti Titiek Puspa, Elvy Sukaesih, Edi Mowat, juga salah satu personil sekaligus pendiri Warkop, Nanu.
Tak hanya itu, GM Selo juga merambah ke ranah industri kaset. Tak main-main, musisi beken Iwan Fals mengajak para pelawak ini mengisi album bertajuk “Canda Dalam Ronda” yang dirilis pada 1979.
Setahun berselang, album “Yang Muda Yang Bercanda” beredar. Ini adalah album berisi rekaman live para pemenang Lomba Musik dan Baca Humor yang diadakan oleh Lembaga Humor Indonesia (LHI). Selain GM Selo, kelompok musik humor Pancaran Sinar Petromaks (PSP) juga turut mengisi album ini.
Editor: Ivan Aulia Ahsan