tirto.id - Sejarah penemuan sel merupakan tonggak penting dalam perkembangan biologi. Sejarah penemuan sel ini tidak terlepas dari kontribusi berbagai tokoh ilmuwan pelopor kajiannya, seperti Robert Hooke dan Robert Brown hingga Rudolf Virchow.
Satu abad setelah mikroskop sederhana ditemukan, tepatnya pada abad ke-17, sejarah penemuan sel dan teorinya secara resmi dimulai. Semenjak itu, pemahaman terhadap sel sebagai unit terkecil dari struktur organisme terus berkembang.
Sejarah Penemuan Sel
Penemu sel pertama kali adalah ilmuwan bernama Robert Hooke. Mengutip dari National Geographic, sejarah penemuan sel Robert Hooke bermula usai ia menyempurnakan model mikroskop sederhana. Kemunculan mikroskop memicu penelitian lebih luas pada bentuk-bentuk organisme yang tidak kasat mata, seperti virus.
Selanjutnya ada Antonie val Leeuwenhoek. Ia menjadi penemu organisme bersel tunggal atau protozoa. Kemudian, pada abad ke-19, ada Robert Brown, ilmuwan Skotlandia yang berhasil menemukan inti sel. Teorinya lantasn dikenal sebagai hukum gerak Brown.
Di waktu yang berdekatan, Johannes Purkinje menjadi orang pertama yang menjelaskan sel-sel besar otak di tengah cerebellum. Selanjutnya, ada Schwann dan Schleiden. Dua ilmuwan asal Jerman itu menjelaskan soal teori dasar sel yang digunakan hingga saat ini.
Tokoh lain yang juga berkontribusi dalam penemuan sel adalah Rudolf Virchow. Penelitian Rudolf Virchow berhasil menjelaskan kaitan antara sel normal dengan kanker.
Berikut penjelasan lebih lengkap terkait sejarah sel menurut para ahli.
1. Sejarah Penemuan Sel Robert Hooke (1665)
Sejarah penemuan sel dimulai pada tahun 1665 saat Robert Hooke mengamati potongan gabus di bawah mikroskop dan menemukan struktur berongga kecil yang ia sebut "sel." Penemuan ini menjadi landasan berkembangnya teori sel yang lebih kompleks di masa mendatang. Perkembangan teknologi mikroskop turut mendukung pemahaman lebih dalam tentang struktur dan fungsi sel, membentuk dasar dari sejarah sel menurut para ahli.Robert Hooke merupakan seorang ilmuwan asal Inggris yang pertama kali mendeteksi sel lewat potongan gabus. Ia juga orang pertama yang menggunakan istilah 'sel' untuk menyebut struktur mikroskopis tersebut.
Dikutip dari Owlcation, temuan sel gabus Hooke diterbitkan dalam bukunya yang berjudul Micrographia pada 1665. Melalui buku tersebut ia menjabarkan teori tentang sel sebagai unit terkecil dari kehidupan.
Melalui buku yang sama ia menjelaskan bahwa unit-unit kecil itu mirip seperti kamar-kamar tempat tinggal para biksu. Hal inilah yang menginspirasi dirinya menyebut unit kecil itu sebut sebagai sel.
2. Sejarah Penemuan Sel Antonie val Leeuwenhoek (1677)
Beberapa tahun setelah penemuan Hooke, ilmuwan lain asal Belanda bernama Antonie val Leeuwenhoek menemukan organisme bersel tunggal atau protozoa dan bakteri.Namun, alih-alih menyebutnya sebagai protozoa, kala itu Val Leeuwenhoek menyebutnya sebagai “animalcules.” Masih dikutip dari National Geographic, juga menjadi orang pertama yang mendeskripsikan spermatozoa di tahun 1677.
Ada tiga teori tentang sel yang dijabarkan oleh Val Leeuwenhoek. Teori pertama adalah semua makhluk hidup terbuat dari sel.
Teori kedua adalah sel berasal dari sel yang sudah ada sebelumnya dan tidak muncul secara spontan. Teori ketiga adalah sel merupakan unit dasar kehidupan.
3. Sejarah Penemuan Sel Robert Brown (1830-an)
Sejarah penemuan sel Robert Brown berkaitan dengan penemuan inti sel atau nukleus. Dikutip dari Britannica, di tahun 1830-an ia menjadi orang pertama yang mendeskripsikan inti sel dan menggambarkan gerak sel.Di tahun 1830-an menjelaskan bahwa sel memiliki sistem yang kompleks dan memiliki partikel-partikel kecil yang bergerak secara kontinu.
Teori sel yang disampaikan Brown mendukung teori sel Val Leeuwenhoek. Ia menyebut bahwa sel berasar dari sel yang sudah ada sebelumnya.
4. Sejarah Penemuan Sel Johannes Purkinje (1837)
Johannes Purkinje merupakan fisiologis asal Ceko yang turut berkontribusi dalam sejarah penemuan sel. Berdasarkan jurnal yang dirilis di PubMed Central, Purkinje meneliti soal sel otak.Berkat penelitiannya itu, pada 1837 ia berhasil mendeskripsikan sel-sel besar otak yang terdapat di lapisan tengah cerebellum atau otak kecil.
Menurutnya sel otak memiliki bentuk seperti labu dengan banyak dendrit bercabang dan sebuah akson. Ia juga menciptakan istilah "protoplasma" yang merujuk pada zat cair pada sel.
5. Sejarah Penemuan Sel Schwann dan Schleiden (1838)
Pada akhir 1830-an, seorang zoologis Theodor Schwann dan botanis Matthias Schleiden asal Jerman berkolaborasi dalam penelitian sel.Dikutip dari Libre Text, keduanya meneliti sel pada berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Penemuan mereka berhasil menjelaskan teori bahwa setiap makhluk hidup terdiri dari satu atau lebih sel.
Schwann dan Schleiden juga mengidentifikasi adanya perbedaan antara sel hewan dan tumbuhan. Schwann menulis dalam laporannya yang rilis pada 1838 bahwa sel-sel hewan lebih "mengkristal" sedangkan sel lainnya tidak.
6. Sejarah Penemuan Sel Rudolf Virchow (1855)
Rudolf Virchow adalah ilmuwan asal Prussia yang berhasil mengungkap kaitan sel dengan penyakit kanker. Ia juga menjadi orang pertama yang mendeskripsikan penyakit leukimia.Penelitan yang dilakukan Virchow berfokus pada pengamatan klinis dari suatu penyakit tanpa gejala. Namun, penyakit-penyakit tersebut menyebabkan perubahan khas di dalam tubuh. Ia mendeteksi bahwa penyakit yang dimaksdu sebagai akibat dari kerusakan sel.
Ia juga menjelaskan soal konsep metastatik atau penyebaran kanker yang bermula dari satu bagian tubuh ke bagian lainnya.
Teori Sel Menurut Para Ahli
Setelah Robert Hooke menemukan sel, teori sel pertama kali dirumuskan pada abad ke-19 oleh dua ilmuwan Jerman, Matthias Jakob Schleiden dan Theodor Schwann. Schleiden, seorang ahli botani, menyatakan semua bagian tanaman tersusun atas sel. Di sisi lain, Schwann, seorang ahli zoologi, mengungkapkan jaringan hewan juga terdiri dari sel.
Mereka menyimpulkan bahwa sel merupakan unit dasar dari semua makhluk hidup. Inilah cikal bakal teori sel klasik yang menyatakan bahwa: 1) semua makhluk hidup terdiri dari satu atau lebih sel, 2) sel adalah unit dasar kehidupan, dan 3) sel-sel baru berasal dari sel yang sudah ada sebelumnya.
Rudolf Virchow, seorang dokter Jerman, memperkuat teori ini pada tahun 1858 dengan menyatakan "omnis cellula e cellula" atau semua sel berasal dari sel lain. Teori Virchow bertentangan dengan teori sebelumnya yang menganggap sel bisa muncul secara spontan dari material mati. Teori Virchow akhirnya diterima secara luas setelah Robert Remak membuktikan sel bereproduksi melalui proses pembelahan, tulis Geoffrey M. Cooper dalam The Cell: A Molecular Approach (2000).
Seiring kemajuan sains, teori sel modern pun berkembang. Perkembangan ini memunculkan tiga konsep penting. Pertama, DNA diwariskan dari sel induk ke sel anak saat pembelahan. Kedua, sel-sel dari makhluk hidup serupa memiliki kesamaan struktur dan kimia. Ketiga, aliran energi (seperti metabolisme) terjadi di dalam sel. Perkembangan ini didukung oleh perangkat penelitian terbaru seperti mikroskop elektron yang memungkinkan pengamatan hingga struktur molekul sel.
Meskipun memiliki berbagai bentuk dan fungsi, semua sel berbagi komponen dasar, seperti membran plasma, sitoplasma, ribosom, dan DNA. Komponen ini mencerminkan kesamaan evolusi semua makhluk hidup di Bumi. Jika merunut sejarah penemuan sel dan perkembangan teorinya, pemahaman sains terhadap sel bisa menyatukan seluruh cabang biologi.
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Addi M Idhom