Menuju konten utama

Sejarah Pembentukan OPEC, Tujuan, dan Daftar Anggota

Sejarah OPEC, daftar negara pendiri, negara anggota saat ini dan apa tujuan utama didirikannya organisasi ini.

Sejarah Pembentukan OPEC, Tujuan, dan Daftar Anggota
Bendera Negara-negara OPEC [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Organization of the Petroleum Exporting Countries atau yang sering disingkat dengan OPEC merupakan organisasi negara-negara Pengespor Minyak Bumi yang dibentuk pada 14 September 1961 di Bagdad, Irak.

Negara yang menjadi pendiri OPEC, yaitu Irak, Iran, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela. Dikutip dari modul Pembelajaran SMA Sejarah Kelas XII, OPEC bertujuan untuk menegosiasikan masalah-masalah mengenai produksi, harga, dan hak konsesi minyak bumi dengan perusahaan-perusahaan minyak.

Untuk menjadi anggota OPEC, suatu negara harus memenuhi tiga syarat terlebih dahulu. Pertama, negara yang bersangkutan secara substansi adalah pengekspor minyak mentah.

Kedua, secara fundamental memiliki kepentingan yang sama dengan negara-negara yang telah menjadi anggota. Ketiga, kehadirannya disetujui oleh mayoritas anggota OPEC.

Tujuan Pembentukan OPEC

Berikut tujuan dibentuknya OPEC dikutip dari website resminya;

    • Mengoordinasikan dan menyatukan kebijakan perminyakan di antara negara-negara anggota;
    • Mengamankan harga yang adil dan stabil bagi produsen minyak;
    • Mengamankan pasokan minyak bumi yang efisien, ekonomis dan teratur ke negara-negara konsumen; dan
    • Pengembalian modal yang adil bagi mereka yang berinvestasi di industri.

Negara Anggota dan Sejarah OPEC

Selain Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi dan Venezuela atau negara pendiri OPEC, negara-negara lain kemudian bergabung misalnya Qatar (1961), Indonesia (1962), Libya (1962) dan Uni Emirat Arab (1967).

Selanjutnya Aljazair (1969), Nigeria (1971), Ekuador (1973), Gabon (1975), Angola (2007), Guinea Khatulistiwa (2017) dan Kongo (2018).

Ekuador keluar dari OPEC pada Desember 1992, bergabung kembali dengan OPEC pada Oktober 2007, tetapi memutuskan untuk menarik keanggotaannya dari OPEC efektif mulai 1 Januari 2020.

Indonesia juga keluar dari OPEC pada Januari 2009, mengaktifkannya kembali keanggotannya pada Januari 2016, tetapi memutuskan untuk keluar sekali lagi pada Pertemuan ke-171 Konferensi OPEC pada 30 November 2016.

Hal ini merupakan efek kebijakan OPEC yang menurunkan produksi minyak Indonesia sebanyak 37.000 barel perhari, untuk menghentikan penurunan harga minyak dunia.

Sementara itu Gabon mengakhiri keanggotaannya di OPEC pada Januari 1995. Namun, bergabung kembali dengan organisasi pada Juli 2016. Qatar mengakhiri keanggotaannya pada 1 Januari 2019. Sehingga hinga saat ini terdapat 13 anggota OPEC menurut websitenya:

  1. Aljazair
  2. Angola
  3. Kongo
  4. Guinea Khatulistiwa
  5. Gabon
  6. Iran
  7. Irak
  8. Kuwait
  9. Libya
  10. Nigeria
  11. Arab Saudi
  12. Uni Emirat Arab
  13. Venezuela

Ketika OPEC dibentuk, tujuan utamanya adalah untuk mencegah pemegang konsesinya —produsen, penyuling, dan pemasar minyak terbesar di dunia— dari menurunkan harga minyak.

Anggota OPEC berusaha untuk mendapatkan kendali yang lebih besar atas harga minyak dengan mengoordinasikan kebijakan produksi dan ekspor mereka.

OPEC sempat berhasil mencegah penurunan harga selama tahun 1960-an, tetapi keberhasilannya mendorong peningkatan produksi, yang mengakibatkan penurunan bertahap dari 1,93 dolar AS per barel pada tahun 1955 menjadi 1,30 dolar AS per barel pada tahun 1970.

Oleh sebab itu selama tahun 1970-an, tujuan utama anggota OPEC adalah untuk mengamankan kedaulatan penuh atas sumber daya minyak mereka. Beberapa anggota OPEC menasionalisasi cadangan minyak dan mengubah kontrak mereka dengan perusahaan minyak besar.

Pada bulan Oktober 1973, OPEC menaikkan harga minyak sebesar 70 persen. Pada bulan Desember, dua bulan setelah Perang Yom Kippur, harga dinaikkan dengan tambahan 130 persen.

Ketika OPEC terus menaikkan harga selama sisa dekade (harga meningkat 10 kali lipat dari 1973 hingga 1980), kekuatan politik dan ekonominya tumbuh.

Banyak anggota OPEC memulai program pembangunan ekonomi dan sosial domestik skala besar dan berinvestasi besar-besaran di luar negeri, terutama di Amerika Serikat dan Eropa.

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Yantina Debora