Menuju konten utama

Sejarah Paper Bag adalah Kisah Perjuangan Perempuan

Paper bag sempat diklaim karya orang lain, dengan alasan: perempuan tak sanggup memahami cara kerja mesin.

Sejarah Paper Bag adalah Kisah Perjuangan Perempuan
Ilustrasi tas kantong kertas. Getty Images/iStockphoto.

tirto.id - Charles F. Annan punya keinginan menjadi seorang penemu. Di abad ke 19, ia hendak mematenkan produk mesin pembuat paper bag --tas atau kantong kemasan yang terbuat dari bahan kertas. Masalahnya, Annan ingin mematenkan mesin yang tidak ia ciptakan sendiri. Pencipta mesin kayu pembuat paper bag adalah Margaret Knight.

Melihat kelakuan Annan, Margaret melapor ke polisi. Penyelesaian kasus terjadi di pengadilan. Di sana Annan berkata bahwa seorang perempuan tidak sanggup jadi penemu yang kredibel. Pria ini meragukan kemampuan Knight dalam memahami kompleksitas mesin.

Para penegak hukum pada akhirnya berpihak pada Knight. Mereka melihat bukti gambar dan catatan Knight tentang pembuatan mesin. Sedangkan Annan kelimpungan dan tak bisa menyediakan bukti serupa. Hal itu membuat hakim yakin bahwa Knight ialah penemu mesin paper bag. Kisah Knight ini tertulis dalam makalah "The Evolution of the Grocery Bag".

Eksperimen Knight berawal saat ia bekerja di Columbia Paper Bag Company, Massachusetts. Saat itu ia merasa ada peluang inovasi dalam produk paper bag. Knight kemudian melakukan uji coba dengan membuat mesin yang bisa memotong dan melipat kertas persegi panjang untuk dilipat menjadi sebuah kantung kemasan. Knight menyatakan uji coba itu berhasil ketika ia sukses mencetak ribuan kantung kemasan.

Hal ini membuat Knight tersohor. Pada zaman tersebut sebenarnya ada beberapa wanita yang jadi penemu, tetapi tak banyak yang mendapatkan paten atas karyanya. Penyebabnya, antara lain, perkara, "budaya yang merendahkan para perempuan." Namun Knight berbeda. Ia berjuang untuk mendapatkan paten. Ia menjadi salah satu perempuan Amerika Serikat pertama yang berhasil mematenkan produk ciptaannya.

Kemudian Knight bertemu dengan seorang pebisnis yang bersedia bekerjasama dengannya. Mereka mendirikan perusahaan Eastern Paper Bag Company di Connecticut. Bisnis ini membuat Knight mendapat keuntungan sekitar 2.500 dolar, royalti, dan saham perusahaan. Ketika Knight akhirnya berhasil mendapat royalti sebesar 25.000 dolar, ia memutuskan menutup perusahaannya dan menciptakan penemuan lain.

Inovasi Knight diteruskan oleh penemu-penemu lain, salah satunya Luther Corwell. Inovasi-inovasi dibuat agar paper bag kian nyaman digenggam. Di Amerika, kepopuleran paper bag mulai menurun pada tahun 199-0an. Ini terjadi lantaran terciptanya kantung plastik. Meski demikian produksi paper bag terus berlanjut.

The Green Book melaporkan hasil penelitian tahun 2017 yang menyebutkan bahwa 86% orang memilih kertas sebagai material dalam katung kemasan. Sekitar 93% orang menganggap material kertas harus lebih banyak digunakan sebagai bahan pembuatan kantung kemasan. Penelitian ini juga menyebut bahwa paper bag menciptakan hubungan emosional antara penjual dan konsumer lantaran kantung bisa digunakan kembali untuk membawa benda-benda personal dari konsumer. Sekira 80% konsumer berpikir bahwa nama merek yang dicetak di permukaan kertas menarik dan membuat tas nyaman digunakan.

Infografik Paper bag

Di ranah mode, paper bag tidak hanya digunakan sebagai katung belanja. Di tangan desainer fesyen, kantung kemasan berubah menjadi barang dagangan. Pada 2009, label busana Chanel pernah menciptakan tas serupa kantung kemasan dalam koleksi musim panas. Tas itu dibuat dari bahan kulit, terdiri dari tiga ukuran dan tiga warna. Benda ini diberi nama Esential Chanel Handbag.

Pada permukaan tas tertulis Chanel 31 Rue Chambon, lokasi yang dipilih Coco untuk membuka toko. Tas diciptakan lantaran dianggap mampu membangkitkan nostalgia masa-masa awal berdirinya toko Chanel. Bryan Boy, fesyen blogger dan juri ajang America’s Next Top Model menulis di blog-nya bahwa ia harus segera membeli benda tersebut.

Dua tahun setelah kantung kemasan Chanel dipasarkan, desainer Jil Sander menciptakan tas berbentuk paper bag karya Knight. Tas terbuat dari material coated paper dan dijual dengan harga 261 dolar. Produk yang dinamakan Vasari ini pertama kali diperlihatkan ke publik dalam peragaan busana pria karya Jil. Vasari terjual habis dalam waktu tiga minggu sejak dipasarkan. Permintaan dari konsumen terus berdatangan. Jil merespons permintaan itu dengan menciptakan varian Vasari yang terbuat dari kulit dan dijual dengan harga 706 dolar.

“Benda ini ialah fashion statement,” kata Mildred Fabian, direktur regional Jil Sander.

Demna Gvasalia, direktur kreatif rumah mode Balenciaga menciptakan tas serupa kantung belanja pada umumnya dengan harga 1.100 dolar. Tas itu berwarna putih, dilengkapi tali genggaman hitam, dan bertuliskan Balenciaga. Time melaporkan tas tersebut dibuat dari paduan material kulit dan perak serta dilengkapi dengan sejumlah kantung untuk menaruh benda penting. Demna menciptakan produk dengan tujuan menarik perhatian konsumen muda.

Baca juga artikel terkait MODE atau tulisan lainnya dari Joan Aurelia

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Joan Aurelia
Penulis: Joan Aurelia
Editor: Nuran Wibisono