Menuju konten utama
Sejarah Internet di Indonesia

Sejarah Internet Indonesia, Berawal dari Organisasi Mahasiswa ITB

Perkembangan internet di Indonesia diawali dari aktivitas organisasi mahasiswa Amateur Radio Club (ARC) ITB di Bandung

Sejarah Internet Indonesia, Berawal dari Organisasi Mahasiswa ITB
Ilustrasi sejarah internet di Indonesia. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Sejarah internet di Indonesia diklaim berhubungan erat dengan kegiatan radio amatir yang dilakukan pada 1986-an. Kegiatan jaringan nirkabel itu diselenggarakan organisasi mahasiswa (ormawa) Amateur Radio Club (ARC) dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Aktivitas radio dari ITB tersebut menjadi cikal bakal perkembangan internet di Indonesia, seperti yang kita kenal sekarang.

Dikutip dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (2017) yang diterbitkan Kemendikbud, internet adalah jaringan dari jutaan komputer di seluruh dunia. Melalui jaringan ini, seseorang dapat melakukan komunikasi serta memperoleh informasi yang ada di dunia. Pertanyaannya, bagaimana sejarah dan perkembangan internet di Indonesia?

Sejarah Singkat Internet di Indonesia

Berdasarkan catatan Onno W. Purbo dalam TIK (2008), inspirasi pengembangan internet di Indonesia berawal dari kegiatan radio amatir di Bandung.

Sekitar tahun 1990-an, beberapa mahasiswa ITB mempelajari jaringan radio untuk proses komunikasi. Beberapa nama penting yang muncul dalam sejarah internet Indonesia adalah Harya Sudirapratama, Robby Soebiakto, hingga Onno W. Purbo.

Kala itu, mereka menggunakan pesawat radio Single Side Band (SSB) Amatir Radio Kenwood milik Harya Sudirapratama dan komputer Apple II milik Onno W. Purbo. Dari diskusi-diskusi yang dilakukan oleh anak ITB, lahirlah ide untuk membangun jaringan komputer yang memanfaatkan teknologi radio paket.

Inisiasi jaringan internet di Indonesia pun dimulai dengan peran Robby Soebiakto sebelum tokoh-tokoh lainnya muncul. Pada 1988, Robby Soebiakto mengajak Onno W. Purbo yang sedang berada di Kanada untuk mengembangkan jaringan internet berbasis TCP/IP. Hal ini ternyata membuahkan hasil hingga rampung penulisan buku jaringan berbasis TCP/IP paling awal di Indonesia.

Robby dan Onno W. Purbo menjalin komunikasi sampai 1990-an. Kala itu, mereka berkomunikasi dengan walkie talkie berukuran 2 meter, tentunya melalui jaringan ARC. Setelah itu, Robby Soebiakto berhasil menciptakan gebang satelit amatir di kawasan Cinere, Jakarta Selatan.

Melalui bantuan satelit-satelit Oscar yang dimiliki ARC, komunikasi berjalan lebih mudah antara Indonesia dengan Kanada. Bukan hanya itu, pengetahuan juga dibagikan dan diajarkan kepada sebagian pemerhati internet melalui jaringan ARC tersebut.

Tokoh-tokoh Perkembangan Internet Indonesia

Setelah melihat kiprah Robby Soebiakto, muncul beberapa nama lain terkait perkembangan internet di Indonesia, mulai dari Muhammad Ihsan, Randy Bush, Pak Putu, dan para akademisi ITB.

Pada 1992 sampai 1993, Muhammad Ihsan, peneliti LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) menjalin kerjasama dengan Lembaga Penelitian Antariksa Jerman (DLR). Mereka berusaha mengembangan jaringan komputer dengan radio paket band 70cm dan 2m.

Berdasarkan proyek itu, Muhammad Ihsan kemudian memotori lembaganya sendiri untuk menciptakan satelit yang kini disebut sebagai LAPAN TUBSAT atau INASAT. Saat itu, Muhammad Ihsan memberi nama jaringannya sebagai JASIPAKTA.

Perkembangan pun berlanjut ketika Muhammad Ihsan menghubungan perangkat ITB Bandung dengan gerbang internet BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Ketika penyatuan itu terjadi, IPTEKNET masih dalam proses awal perkembangan.

Kemudian, tepat 7 Juni 1994, Randy Bush, pria asal Amerika Serikat (AS) melakukan ping ke jaringan IPTEKNET. Dalam kajian internet, ping adalah uji jaringan apakah suatu komputer terhubung dengan komputer lainnya.

Saat itu, ping dari Randy Bush berhasil mencapai IPTEKNET di Indonesia dengan durasi 750 milidetik. Adapun jaringan yang digunakan Randy Bush adalah leased line yang berkecepatan 64 KBps.

Sejarah Email di Indonesia

Berbicara tentang internet tentu tak bisa dilepaskan dengan surat elektronik (surel) atau email sebagai alat komunikasinya.

Kendati demikian, belum diketahui pasti kapan email bekembang di Indonesia. Namun, instansi PUSDATA DEPRIN (Kementerian Perindustrian) dikabarkan menggunakan email dalam kegiatan dan komunikasi sehari-harinya pada tahun 1990-an.

Nama yang kerap dikait-kaitkan dengan perkembangan email di Indonesia adalah Menteri Perindustrian dan Perdagangan kala itu Tungki Ariwibowo (1921-2007) dan Putu Surya dari Kementerian Perindustrian yang menyukai dunia teknologi dan informasi. Keduanya kerap menggunakan email dalam urusan perdagangan Indonesia.

Peran ITB dalam Perkembangan Internet di Indonesia

Pada 1992, anggota ARC ITB mengembangkan gateway radio paket di ITB. Ketika itu, mereka mulai menamakannya sebagai jaringan PaguyubanNet. Dengan fasilitas minim, mereka bergerak berdasarkan arahan dari Suryono Adisoemarta, ahli jaringan dari ITB.

Kerja sama ARC dengan Suryono Adisoemarta ini klop bak gayung bersambut. Pasalnya, Adisoemarta pernah mengembangkan TCP/IP Amateur Radio Austin sewaktu ia belajar di University of Texas, Austin.

Dengan pengalaman tersebut, ia berhasil membawa ARC ITB sehingga bisa mengembangkan radio paket kecepatan rendah, yakni 1200 bps. Lalu, mereka menggunakan sambungan leased line 14.4 KBps ke RISTI Telkom (masih termasuk IPTEKNET) hingga terhubung ke internet.

Memasuki September 1996, ITB yang sudah bergabung dengan jaringan penelitian Asia Internet Interconnection Initiatives (AI3) berhasil mendapatkan jaringan 1.5 MB per detik ke Jepang. Selain itu, mereka bisa menyambungkan jaringan ke TelkomNet dan IIX sebanyak 2 MB per detik.

Baca juga artikel terkait SEJARAH INTERNET atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Abdul Hadi