Menuju konten utama

Sejarah Hari Buruh Internasional 2021 May Day yang Dirayakan 1 Mei

Sejarah Hari Buruh 1 Mei: May Day yang diperingati secara internasional.

Sejarah Hari Buruh Internasional 2021 May Day yang Dirayakan 1 Mei
Ratusan peserta aksi buruh, mahasiswa, dan pelajar yang tergabung dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) melakukan aksi Hari Pelajar Internasional di depan Kantor Kemendikbud, Jakarta, Selasa, (17/11/2020). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Hari Buruh Internasional atau disebut juga May Day dirayakan tanggal 1 Mei setiap tahunnya. Hari ini dibuat untuk memperingati perjuangan bersejarah yang dilakukan oleh pekerja dan gerakan buruh, di banyak negara pada tanggal 1 Mei.

Di Amerika Serikat dan Kanada, peringatan serupa, yang dikenal sebagai Hari Buruh (Labor Day), diperingati setiap hari Senin pertama bulan September. Namun negara-negara lain memperingati May Day pada 1 Mei. Bagaimana May Day kemudian ditetapkan pada 1 Mei?

Dilansir Britannica, pada 1889, sebuah federasi internasional dari kelompok sosialis dan serikat buruh menetapkan 1 Mei sebagai hari untuk mendukung para pekerja, dalam rangka memperingati Kerusuhan Haymarket di Chicago (1886).

Kerusuhan Haymarket di Chicago

Aljazeera mewartakan, selama bertahun-tahun, buruh di AS sering dipaksa bekerja hingga 16 jam sehari dalam kondisi yang tidak ideal. Mereka kemudian memperjuangkan waktu kerja delapan jam sehari.

Kemudian, pada bulan Oktober 1884, Federasi Serikat Buruh dan Perdagangan Terorganisir Amerika Serikat dan Kanada memutuskan 1 Mei 1886, akan menandai hari pertama di mana hari kerja delapan jam akan diberlakukan.

Ketika hari itu tiba, antara 300.000 dan 500.000 pekerja AS melakukan pemogokan di kota-kota besar dan kecil di seluruh negeri, menurut berbagai sejarawan.

Chicago, yang merupakan pusat perjuangan, menyaksikan sekitar 40.000 orang melakukan protes dan pemogokan. Hingga 3 Mei, pemogokan itu terkoordinasi dengan baik dan sebagian besar tanpa kekerasan.

Tetapi menjelang akhir hari kerja, para pekerja yang mogok di Chicago berusaha untuk menghadapi kekacauan di McCormick Harvesting Machine Company. Polisi kemudian menembaki para buruh yang sedang demo, menewaskan sedikitnya dua orang.

Saat polisi berusaha membubarkan pengunjuk rasa pada 4 Mei di Chicago's Haymarket Square, sebuah bom dilemparkan ke arah mereka, menewaskan tujuh petugas dan setidaknya empat warga sipil.

Polisi kemudian menangkap 8 pelaku, yang semuanya dihukum karena konspirasi. Pengadilan menjatuhkan hukuman mati pada 7 orang dan 15 tahun penjara untuk 1 orang. Empat digantung, satu bunuh diri daripada menghadapi tiang gantungan dan dua hukumannya diubah menjadi penjara seumur hidup.

Mereka yang meninggal dianggap oleh banyak orang kiri, termasuk sosialis dan anarkis, sebagai "Martir Haymarket".

Pada tahun 1889, The Second International, organisasi internasional untuk pekerja dan sosialis, menyatakan bahwa 1 Mei akan menjadi Hari Buruh Internasional. Kekacauan di Haymarket membangkitkan gerakan buruh yang lebih luas.

Namun, di AS, hari kerja delapan jam tidak diakui sampai diubah menjadi undang-undang pada tahun 1916, setelah bertahun-tahun terjadi pemogokan, protes, dan tindakan lain untuk mendukung aturan itu.

Presiden ke-22 AS Grover Cleveland kemudian menandatangani undang-undang untuk menjadikan Hari Buruh — yang sudah diadakan di beberapa negara bagian pada Senin pertama September, sebagai hari libur resmi AS untuk menghormati para pekerja. Kanada mengikutinya tidak lama kemudian.

Di banyak negara di seluruh dunia, bagaimana pun, May Day telah diakui sebagai hari libur, dan menjadi kesempatan untuk demonstrasi dan unjuk rasa untuk mendukung para buruh.

Baca juga artikel terkait HARI BURUH INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Addi M Idhom