Menuju konten utama

SBY Klaim Hasil Pilkada 2018 Versi Quick Count Melampaui Targetnya

SBY menyatakan hasil Pilkada 2018 berdasar quick count menunjukkan target 36 persen kemenangan yang dipatok oleh Demokrat telah terlampaui.

SBY Klaim Hasil Pilkada 2018 Versi Quick Count Melampaui Targetnya
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama Ani Yudhoyono usai mencoblos di TPS 06, Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/6/2018). tirto.id/Naufal Mamduh.

tirto.id - Ketua Umum DPP Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengklaim hasil Pilkada 2018 berdasar hitung cepat atau quick count melampaui target partainya.

SBY menyebutkan bahwa Partai Demokrat semula menargetkan kemenangan pada 35 persen dari 171 pemilihan yang berlangsung pada Pilkada Serentak 2018.

"Secara kuantitatif dikaitkan dengan target, target kami 35 persen. Hitungan sementara sudah lebih dari 35 persen. Berarti boleh dikatakan tidak meleset dari target Partai Demokrat, bahkan malah lebih," kata SBY di kantor DPP Demokrat Jakarta pada Rabu (28/6/2018).

Dia menambahkan tolok ukur pemenuhan target itu tidak hanya dari segi kuantitas. SBY mengatakan target itu juga terpenuhi jika dilihat dari sisi kualitas atau aspek strategis, yaitu lokasi kemenangan dan posisi kekuatan Partai Demokrat di berbagai daerah tersebut.

"Dengan demikian, saya menyimpulkan hingga hari ini capaian yang dihasilkan Partai Demokrat lebih dari yang kami targetkan, itu yang pertama," ujar SBY.

Meskipun ada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur usungan Demokrat yang kalah di Pilkada 2018, SBY memilih untuk mengikhlaskannya.

"Memang tradisi kami kalau misalkan ada yang tidak berhasil calon-calon yang kami usung, tidak lantas menyalahkan siapa-siapa," kata SBY.

Ketimbang mencari kambing hitam, dia berpendapat lebih baik Demokrat melakukan studi kasus atau kajian kinerja selama Pilkada 2018. Misalnya, meneliti faktor pemicu kegagalan kandidat usungan koalisi Demokrat dan Golkar di Pilgub Jabar 2018, yakni Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.

"Kami (akan) melakukan case study atau kajian mengapa yang kami usung tidak berhasil, misalnya Jawa Barat. Berbeda sekali dengan hasil survei sebelumnya what's going on? Lebih bagus kita melihat seperti itu dengan demikian mendapatkan kejelasan nanti," kata SBY.

Berdasarkan quick count sejumlah lembaga survei, Deddy-Dedi di luar dugaan cuma menempati posisi ketiga. Padahal, pasangan ini sempat diprediksi menjadi pesaing terkuat Ridwan Kamil-Uu Rhuzanul.

Data Quick Count Pilgub Jabar dari Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menyebut bahwa Ridwan-Uu unggul di Pilgub Jabar 32,26 persen. Pasangan itu disusul oleh Sudrajat-Akhmat Syaikhu yang mendulang suara 29,58 persen. Adapun Deddy-Dedi di posisi ketiga dengan 25,38 persen suara. Suara terkecil diperoleh Tb Hasanuddin-Anton Charliyan, yakni 12,77 persen.

Menurut SBY, dengan meneliti sebab kegagalan seperti itu, Demokrat dapat belajar dan membenahi langkah untuk lebih baik dan mencapai keberhasilan dalam pemelihan berikutnya.

"Itu sementara yang dapat saya sampaikan tentu banyak hal yang harus kami ikuti dulu. Hari ini, malam ini, besok, mungkin besok atau lusa, sudah bisa kami lakukan penyimpulan yang lebih komprehensif tentang apa yang Demokrat dapatkan dalam Pilkada serentak 2018, pelajaran yang dapat kami petik, dan kemudian mana yang bisa kami jadikan modal untuk Pemilu 2019 mendatang baik Pilkada dan Pilpres," kata dia.

Untuk memantau hasil quick count Pilkada 2018 di sejumlah daerah, seperti Pilgub Jabar, bisa dilihat pada laman Tirto yang bekerja sama dengan sejumlah lembaga survei, berikut ini.

Baca juga artikel terkait PILKADA SERENTAK 2018 atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Politik
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Addi M Idhom