Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Satgas Sebut COVID-19 di Indonesia Merebak Akibat Mutasi D614G

Jubir Satgas COVID-19 Wiku menuturkan virus COVID-19 di Indonesia merebak akibat mutasi D614G.

Satgas Sebut COVID-19 di Indonesia Merebak Akibat Mutasi D614G
Keterangan Pers Juru Bicara Pemerintah Prof Wiku Adisasmito di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (12/1/2021). (FOTO/Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Negara)

tirto.id - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyatakan penambahan kasus COVID-19 di Indonesia bukan akibat varian COVID-19 di Inggris. Wiku menuturkan virus COVID-19 di Indonesia merebak akibat mutasi D614G.

"Hasil pelacakan genome sequencing oleh lembaga biologi molekuler Eijkman, menyatakan bahwa jumlah whole genome sequencing yang telah dikumpulkan kepada GISAID atau Bank Data Influenza di dunia sebanyak 244, dan tidak ditemukan mutasi B117 sampai saat ini," kata Wiku dalam konferensi pers daring dari Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (21/1/2021).

"Namun jenis mutasinya sudah banyak yang ditemukan ialah yang berjenis D614G," kata Wiku menambahkan.

Varian COVID-19 B117 merupakan varian virus yang berasal dari Inggris. Varian virus ini sudah merebak tidak hanya di Inggris, tetapi sudah sampai di Amerika. Varian ini dinilai lebih menakutkan karena mudah menyebar dan lebih memberikan dampak buruk bagi kesehatan penderita.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah belum mengetahui apakah mutasi Virus COVID-19 dari Inggris atau Sars-Cov2 b117 sudah berada di Indonesia. Pemerintah mengaku pendeteksian virus ini harus dilakukan dengan pemeriksaan genetis virus secara menyeluruh.

Budi mengatakan, Kementerian Kesehatan sudah berkomunikasi dengan sejumlah ahli untuk membahas keberadaan virus ini. Meski tidak bisa menjelaskan secara spesifik, Budi mengaku ada 3 poin penting yang bisa dijadikan pegangan masyarakat dalam menghadapi varian virus ini.

Ketiga hal tersebut, kata Budi, adalah varian virus mudah menular, tidak terbukti lebih parah daripada virus utama dan bisa dideteksi dengan alat deteksi ada sekarang seperti swab antigen dan swab PCR.

Meski yang ditemukan bukan varian Inggris, Wiku mengajak masyarakat untuk menekan jumlah kemampuan replikasi varian virus COVID-19. Penekanan juga dapat membuat laju penularan kasus melambat.

Ia kembali mengajak publik untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat atau ikut terpapar COVID-19. "Jika kita lengah atas kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan, maka cepat atau lambat kita sendirilah yang akan menjadi bagian dari angka penambahan kasus positif maupun berada di ruang perawatan Covid-19," kata Wiku.

Wiku menambahkan, "Jangan sampai hal ini terjadi. Maka dari itu, mohon berhati-hati dan waspada di manapun Anda berada."

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz