tirto.id - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito memastikan kasus varian Omicron XE belum ditemukan di Indonesia. Ia meminta masyarakat untuk tidak panik meski kasus varian baru COVID-19 tersebut sudah ditemukan di Thailand.
"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Omicron XE merupakan gabungan/rekombinan dari 2 varian Omicron yang sudah ada, yaitu BA.1 dan BA.2. Karena rekombinasi virus bukan merupakan hal baru dan sudah banyak terjadi termasuk pada virus selain COVID," kata Wiku dalam konferensi pers, Selasa (6/4/2022).
Wiku menerangkan bahwa Omicron XE muncul pertama kali di Inggris dan menyerang sejumlah negara besar di dunia.
"Pemerintah selalu memantau dan menggunakan data terkini dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam berbagai penyesuaian kebijakan,"" kata dia.
Menurut Wiku, ketakutan yang berlebihan bisa menjadi penggerus imunitas dalam tubuh dan menjadi ancaman karena mudah mendatangkan virus.
"Terlebih lagi, ketakutan yang berlebihan pun akan berpengaruh pada imunitas tubuh menghadapi berbagai ancaman penularan penyakit di sekitar kita," ujarnya.
Wiku merujuk sejumlah data awal penelitian soal penularan Omicron XE memiliki kemampuan 10 persen lebih tinggi dari Omicron BA.2.
"Meski demikian WHO sendiri menekankan perlunya penelitian lebih lanjut terkait temuan awal ini," jelasnya.
Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menegaskan bahwa kemunculan varian Omicron bukanlah hal terakhir.
"Itu bukan gelombang terakhir. Potensi adanya varian atau gelombang baru tetap ada," kata Dicky.
Sebagai bentuk kewaspadaan, Dicky meminta masyarakat untuk patuh kepada instruksi pemerintah terkait PPKM dan aturan perjalanan saat mudik sudah diperbolehkan.
"Kita harus tetap konsisten berpegang pada indikator PPKM level dan melakukan mitigasi. Terutama sebentar lagi akan ada arus mudik dan pergerakan manusia akan mengalami interaksi tinggi," ujar Dicky.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Gilang Ramadhan