tirto.id - Epidemiolog Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman menyebut saat ini organisasi kesehatan dunia (WHO) menemukan varian baru COVID-19 yang bernama varian XE.
"Varian XE ini merupakan kombinasi dari Sub Varian Omicron BA 1 dan BA 2," kata Dicky dalam rekaman yang diterima Tirto pada Selasa (5/4/2022).
Menurutnya, varian XE ini memiliki kemampuan menyebar lebih cepat yang disertai dengan kemampuan infeksi yang harus diwaspadai.
"Kalau dia (varian XE) memiliki kemampuan 10 persen lebih cepat dari sub varian Omicron BA 2," ujarnya.
Dicky mengungkapkan bahwa varian XE ini sudah terdeteksi di sejumlah negara seperti Cina, Hongkong dan Taiwan.
"Selain itu di Inggris juga dikabarkan sudah ditemukan virus serupa setelah dideteksi," ungkapnya.
Dirinya menjelaskan bahwa negara-negara besar seperti Inggris, Cina dan Taiwan bisa mendeteksi varian baru tersebut karena ketersediaan alat pendeteksi yang mumpuni.
"Oleh karenanya pada negara terbatas harus waspada, salah satu bentuk kewaspadaan adalah dengan meningkatkan vaksin booster," jelasnya.
Dicky menegaskan bahwa kemunculan varian COVID-19 Omicron bukanlah hal terakhir. Serta masih besar kemungkinan terjadi gelombang COVID-19 bila tidak dipersiapkan secara mumpuni.
"Ini menegaskan bahwa Omicron bukan varian terakhir dan itu bukan gelombang terakhir. Potensi adanya varian atau gelombang baru tetap ada," tegasnya.
Sebagai bentuk kewaspadaan, Dicky meminta masyarakat untuk patuh kepada instruksi pemerintah terutama terkait aturan PPKM Level dan aturan perjalanan di saat mudik sudah diperbolehkan.
"Kita harus tetap konsisten berpegang pada indikator PPKM level dan melakukan mitigasi. Terutama sebentar lagi akan ada arus mudik dan pergerakan manusia akan mengalami interaksi tinggi," pungkasnya.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fahreza Rizky