tirto.id - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (Satgas COVID-19) menyebut libur panjang dan rangkaian kegiatan yang melibatkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab sebagai penyebab peningkatan kasus COVID-19.
Usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Ketua Satgas COVID-19 Letjen Doni Monardo mengatakan kasus COVID-19 di sejumlah daerah mengalami lonjakan. Salah satu contoh adalah naiknya kasus DKI Jakarta yang mencapai 1.579 kasus dan 1.300-an kasus pada Minggu (22/11/2020). Ia menyebut penambahan kasus akibat libur panjang.
"Memang juga harus diakui bahwa terjadi peningkatan kasus selama libur panjang yang lalu," kata Doni usai rapat dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (23/11/2020).
Meski ada peningkatan, Doni mengklaim kasus libur panjang lebih terkendali. Ia beralasan, jumlah kasus COVID-19 libur panjang kali ini, "tidak lebih tinggi dibandingkan pada libur panjang bulan Agustus yang lalu".
Doni menyatakan, RS di Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah mengalami peningkatan keterisian ruang ICU hingga 70 persen. DKI Jakarta, kata Doni, "angka keterisian ruang ICU mencapai 69,5 persen. Tetapi ini pun harus bisa kita upayakan untuk tidak bertambah lagi".
Selain itu, Doni juga mengatakan, faktor lain penyebab kenaikan kasus akibat kerumunan di sejumlah tempat. Kerumunan yang disinggung Doni merupakan kerumunan yang terjadi dalam rangkaian kegiatan Rizieq Shihab.
"Sejumlah kasus yang ikut menambah terjadinya kasus selama libur panjang yang lalu adalah kegiatan-kegiatan kerumunan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Terutama di wilayah Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, di wilayah Kelurahan Petamburan, dan juga wilayah Slipi. Kemudian juga Tebet Timur, serta Megamendung," kata Doni.
Sebagai catatan, kehadiran Rizieq di Indonesia tercatat beberapa kali menimbulkan kerumunan. Pertama, Rizieq menimbulkan kerumunan saat tiba di bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Banten. Kemudian menimbulkan kerumunan di kediaman daerah Petamburan, Jakarta beberapa kali. Ia juga menimbulkan kerumunan saat perayaan Maulid di daerah Tebet, Jakarta serta di Megamendung, Bogor.
Doni pun meminta agar masyarakat yang terlibat dalam kegiatan Rizieq untuk melakukan tes swab antigen yang disiapkan pemerintah dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Ia menuturkan, pemeriksaan digelar gratis dalam rangka mengetahui peserta terpapar atau tidak.
Doni pun menekankan, pemerintah akan bergerak cepat jika mendeteksi peserta kerumunan terpapar COVID-19. Ia beralasan, pasien dengan gejala ringan bisa disembuhkan 100 persen.
Akan tetapi, persentase kematian naik dengan peningkatan gejala penyakit. Ia mengatakan, angka kematian di gejala sedang mencapai 2,6 persen sementara gejala berat mencapai 5,5 persen. Apabila sudah mencapai fase kritis, persentase kematian mencapai 67,4 persen. Oleh karena itu, Doni meminta inisiatif warga dalam deteksi penyakit.
"Sekali lagi, upaya untuk mengetahui secara dini akan sangat membantu percepatan penyembuhan," kata Doni.
Di sisi lain, Doni mendesak agar daerah lewat satgas bertindak tegas dalam melaksanakan aturan pemerintah daerah tentang penanganan COVID-19. Ia pun mengapresiasi kepala daerah yang sudah melakukan penegakan sanksi dan hukum kepada pelanggar protokol kesehatan.
Mantan Danjen Kopassus itu mengingatkan, solusi Indonesia dalam menangani COVID-19 saat ini adalah penegakan protokol kesehatan meski ada rencana program vaksinasi.
"Walaupun pemerintah telah menyiapkan sebuah program vaksin. Namun, dalam berbagai kesempatan presiden sampaikan, sebelum vaksin diberikan, maka vaksin terbaik hari ini adalah patuh kepada protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, dan hindari kerumunan, serta mencuci tangan sesering mungkin," kata Doni.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri