Menuju konten utama

Rupiah Terus Melemah, BI Harap Investor Asing Masuk SBN

Nilai tukar rupiah sempat tercatat mengalami depresiasi sebesar 39 poin hingga berada di level Rp14.429 per dolar AS.

Rupiah Terus Melemah, BI Harap Investor Asing Masuk SBN
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo didampingi oleh Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto dan Mirza Adityaswara memberikan keterangan pers seusai mengadakan Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Jumat (29/6/2018). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan bank sentral akan terus berada di pasar untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah. Perry menyebutkan bahwa sejumlah langkah yang akan dilakukan BI di antaranya mengintervensi pasar valuta asing serta membeli SBN (Surat Berharga Negara) di pasar sekunder.

“Hari ini juga ada lelang dari SBN. Kita harapkan investasi masuk ke SBN dan dapat menambah suplai dolar serta menstabilkan rupiah,” ujar Perry di Kementerian Keuangan, Jakarta pada Selasa (3/7/2018).

Dengan dilakukannya lelang tersebut, Perry berharap investor asing bisa tertarik untuk masuk sehingga dapat mendorong stabilitas nilai tukar rupiah. Sembari menunggu besarnya investasi asing yang masuk, hal yang bakal dilakukan BI ialah melakukan intervensi pada pasar valuta asing.

Mata uang rupiah memang dilaporkan terus mengalami pelemahan pada hari ini (3/7/2018). Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta tadi pagi menyusut dari Rp14.390 per dolar AS menjadi Rp14.397 per dolar AS.

Pelemahan pun terus terjadi hingga pukul 10.30 WIB. Nilai tukar rupiah sempat tercatat mengalami depresiasi sebesar 39 poin hingga berada di level Rp14.429 per dolar AS.

Adapun BI telah merespons upaya untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah dengan menaikkan suku bunga acuan. Lewat kenaikan suku bunga, khususnya di obligasi pemerintah, Perry menilai pasar keuangan Indonesia tetap memiliki yield yang menarik bagi investor asing.

“Kalau ada investor asing yang menjual SBN, BI akan membeli SBN dari pasar sekunder, tentu saja at market price,” ujar Perry.

Guna merealisasikan berbagai langkah tersebut, Perry mengatakan perlu adanya koordinasi yang perlu dilakukan. Di antaranya, koordinasi antara BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Keempat lembaga yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) itu baru saja menggelar rapat tertutup, tadi siang di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta. Menurut Perry, agenda yang dibahas pada rapat tadi siang terkait dengan permasalahan ekonomi terkini, stabilitas, hingga pertumbuhan ekonomi.

“Ini kelanjutan dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Bagaimana mengatasi masalah stabilitas dalam jangka pendek dan juga berkoordinasi untuk mendorong pertumbuhan. Berbagai masalah itu yang kami lanjutkan pembahasannya,” ungkap Perry.

Baca juga artikel terkait NILAI TUKAR RUPIAH atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto