Menuju konten utama

Rupiah Melemah, Apakah Harga BBM dan LPG Bakal Disesuaikan?

Melemahnya nilai tukar Rupiah akan berdampak ke harga BBM di dalam negeri. Pertamina pun terus mencermati pergerakan harga minyak dunianilai tukar. 

Rupiah Melemah, Apakah Harga BBM dan LPG Bakal Disesuaikan?
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) pengendara motor di SPBU Jakarta, Selasa (4/10/2022) ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.

tirto.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot dibuka melemah pada perdagangan Senin (17/10/2022) pukul 09.10 WIB. Rupiah ada di level Rp 15.465 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 0,25 persen dari akhir pekan lalu yang ada di Rp15.427 per dolar AS.

Pelemahan mata Uang Garuda ini tentunya akan berdampak ke harga jual Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri. Karena penentuan harga jual kedua komoditas berbasis minyak itu ditentukan oleh faktor harga minyak mentah dan juga kurs.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, sejauh ini pihaknya masih akan mencermati pergerakan harga minyak dunia dan perkembangan nilai tukar. Sebab dua komponen pembentuk harga tersebut terus bergerak fluktuatif.

"Masih kita monitor pergerakan harga minyak dunia dan kurs," kata Irto kepada Tirto, Senin (17/10/2022).

Walaupun demikian, Irto belum bisa memastikan apakah harga BBM dan LPG akan berubah pada November mendatang. Terlebih Perseroan masih terus memonitor pergerakan dari harga minyak dan nilai tukar rupiah.

Untuk diketahui, Harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada bulan September 2022 sebesar 86,07 dolar AS per barel berdasarkan formula Indonesian Crude Price (ICP). Harga tersebut turun sebesar 8,10 dolar AS per barel jika dibandingkan Agustus 2022 yang sebesar 94,17 per barel dolar AS.

“Penetapan ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 140.K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan September 2022 tanggal 3 Oktober 2022,” tulis keterangan pers Kementerian ESDM yang dikutip Antara, Jakarta, Selasa (4/10/2022) lalu.

Dalam executive summary, Tim Harga Minyak Mentah Indonesia memaparkan beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional.

Faktor pertama berkaitan dengan kondisi global di mana Federal Reserve Board Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga AS sebesar 0,75 persen untuk mengurangi inflasi. sehingga dapat berdampak terhadap penurunan aktivitas ekonomi dan penurunan permintaan minyak mentah.

Kedua, kekhawatiran pelaku pasar atas resesi dunia yang disebabkan kebijakan moneter oleh negara-negara besar yang menaikkan suku bunga menyusul AS, seperti Inggris, Swiss, dan Norwegia.

Adapun faktor selanjutnya terkait permintaan minyak mentah dunia. Dalam laporan International Energy Agency (IEA) September 2022, proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global menjadi dua juta barel minyak per hari (BOPD) atau menurun 100 ribu BOPD dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.

Kemudian, berakhirnya summer driving season yang menurunkan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di AS. Untuk faktor ketiga mengenai pasokan minyak mentah dunia yang berkaitan dengan peningkatan harga komoditas tersebut dari 790 ribu BOPD di Agustus 2022 menjadi 101,3 juta BOPD.

“Ini merupakan titik tertinggi pasca pandemi yang antara lain disebabkan peningkatan produksi di Libya, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi,” tulis laporan IEA pada September 2022.

Baca juga artikel terkait DAMPAK MELEMAHNYA NILAI TUKAR RUPIAH atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin