Bank Dunia melaporkan nilai mata uang yang menyusut terhadap dolar AS di sebagian besar negara berkembang mendorong kenaikan harga pangan dan bahan bakar.
Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan, pelemahan ini akan berdampak pada beban utang luar negeri sektor swasta meningkat.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan, nilai tukar rupiah yang terus melemah hingga mencapai Rp14.335 per dolar AS disebabkan karena faktor eksternal dibanding internal.