Menuju konten utama

Rumah Sakit Indonesia Kalah Jauh dari Singapura dan Malaysia

Rumah sakit-rumah sakit terbaik Singapura masuk ke dalam 1000 rumah sakit terbaik di dunia, sedangkan rumah sakit terbaik Indonesia berada di posisi nomor 3.858.

Rumah Sakit Indonesia Kalah Jauh dari Singapura dan Malaysia
Pasien menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum (RSU) dr Slamet membersihkan lumpur setelah diterjang banjir bandang di Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (21/9). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

tirto.id - Rumah sakit bukan hanya tempat menyembuhkan dan memulihkan orang sakit, tetapi juga harus menjadi tempat aman. Ironisnya, beberapa RS di sejumlah daerah di Indonesia diterpa beragam bencana. Mulai dari kebakaran akibat korslet listrik, dibakar oleh penghuninya sendiri, hingga ada yang kebanjiran sehingga para penghuninya harus diungsikan.

Dua RS yang terbakar akibat hubungan arus pendek listrik adalah Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya, Wonokromo, pada Kamis (1/12/2016) dan Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon, pada Sabtu (3/12/2016). Kedua insiden itu membuat puluhan pasien beserta keluarga yang menunggu panik dan langsung memutuskan keluar ruangan setelah mendengar alarm kebakaran. Mereka dibantu para petugas RS agar bisa dievakuasi ke tempat yang aman sementara petugas kebakaran berusaha memadamkan kobaran api.

Kasus di Badan Layanan Usaha Daerah Rumah Sakit Umum (BLUD-RSU) Cut Nyak Dhien Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, pada Minggu (6/11/2016) lebih aneh sebab yang menjadi penyebab kebakaran adalah penghuninya sendiri. Sebagaimana diberitakan Antara, si pelaku memiliki rekam jejak hobi membakar benda-benda di sekitarnya.

Sementara itu, sebanyak 80 pasien RS MM Dunda Limboto, dipindahkan ke penampungan sementara di Gedung Kasmat Lahay karena ruangan perawatan tergenang banjir di Kabupaten Gorontalo, Rabu (26/10/2016) dini hari. Hujan deras yang melanda Kabupaten Gorontalo sejak Selasa (25/10) siang hingga sore hari menyebabkan empat Kecamatan di daerah itu terendam banjir hingga lutut orang dewasa. RS MM Duna Limboto yang tak dibangun di area bebas banjir pun ikut tergenang.

Fenomena di atas memperlihatkan masih belum terpenuhinya standar keamanan dan pelayanan kesehatan banyak rumah sakit di Indonesia. Kondisi ini sempat disinggung oleh sang Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Moeloek.

Ia menyesalkan laporan dari Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman yang mengatakan ribuan masyarakat Riau setiap tahun berobat ke Malaysia dan Singapura. Menurutnya, ada kisaran dana sebesar Rp 500 miliar yang warga Riau menghabiskan uang untuk keperluan berobat di negeri jiran daripada di daerahnya sendiri.

Tingginya minat warga untuk berobat ke luar negeri disebabkan sejumlah alasan. Pertama adalah faktor geografis yang terbilang dekat dengan negeri jiran tersebut. Masyarakat Riau lebih memilih ke Malaysia dan Singapura dibanding mendapatkan fasilitas kesehatan di rumah sakit besar di Pulau Jawa karena terpaut jarak yang cukup jauh

Rumah sakit di negeri jiran itu juga gencar melakukan promosi di Riau serta alasan pelayanan. Mayoritas masyarakat Riau menilai pelayanan rumah sakit di Malaysia maupun Singapura lebih baik dibanding di Riau.

Nila Moeloek mendorong setiap rumah sakit yang ada di Provinsi Riau untuk meningkatkan pelayanan. Menurutnya, dokter-dokter yang ada di Indonesia cukup terampil dan bersaing dengan dokter yang ada di luar negeri. Namun masyarakat tetap memilih ke luar negeri karena paradigma yang tercipta adalah di luar negeri selalu lebih baik dibanding di Indonesia sendiri.

Sudah bukan rahasia pula jika orang-orang kelas atas di Indonesia lebih memilih untuk berobat ke Singapura yang diyakini memiliki standar pelayanan rumah sakit yang lebih memadai. Peralatannya lebih canggih, dokternya pun lebih mumpuni. Sementara itu, orang-orang dari kelas menengah ke bawah hanya bisa berharap bahwa pelayanan yang sama juga bisa didapatkan di RS-RS terdekat. Berobat ke Singapura adalah sesuatu yang dirasa mustahil, terutama dari sisi finansial.

Opini tersebut tak datang dari ruang hampa. Testimoni dari masyarakat Riau dan wilayah Sumatera tak hanya menunjukkan pelayanan kesehatan di negeri jiran lebih baik. Di sisi lain, data dari Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menunjukkan hanya sekitar 50 persen dari sekitar 215 rumah sakit di Sumatera Utara yang memiliki alat kesehatan berteknologi canggih dan memenuhi standar.

Perkara standar kelayakan RS di Indonesia bagi ketua PERSI Sumut, Azwan Haki Lubis, tak hanya berkenaan dengan menekan angka penduduk Indonesia ke luar negeri. “Namun juga untuk menekan angka kematian,” ujarnya.

Ia menyoroti akses layanan kesehatan terutama di RS tipe C dan D yang melayani peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pelayanan rumah sakit bisa tampil lebih bagus karena program JKN adalah peluang besar untuk mendapatkan pasien lebih banyak. Sayang, realita yang terjadi di lapangan menunjukkan para pasien penerima JKN lari ke rumah sakit tipe A. Ini artinya pengadaan alat kesehatan canggih di RS tipe C dan D lebih sedikit. Kebutuhan masyarakat belum terpenuhi dengan baik dan merata.

Kualitas rumah sakit adalah salah satu elemen yang merepresentasikan kualitas pelayanan kesehatan secara umum. Ada banyak riset yang telah mengukur perbandingan kualitas pelayanan kesehatan antar negara. Salah satu di antaranya adalah Bloomberg, yang mengawali risetnya pada tahun 2013.

Riset Bloomberg mengevaluasi perbandingan biaya perawatan kesehatan dan Produk Domestik Bruto per kapita, usia harapan hidup, dan perbaikan berdasarkan kebijakan pemerintah di tahun sebelumnya. Hasil risetnya pada 2014 menyatakan bahwa Singapura berada di posisi pertama negara dengan pelayanan kesehatan paling efisien. Negara ini mengalahkan superpower seperti Amerika Serikat (44) juga negara Asia berekonomi kuat lain seperti Hongkong (2) atau Jepang (4).

Infografik Situsweb Rumah Sakit Terbaik di Asia

Publikasi Ilmiah di Situsweb RS juga Rendah

Cybermetrics Lab adalah lembaga penelitian yang berada di bawah Consejo Superior de Investigaciones Cientificas, badan riset publik terbesar di Spanyol. Mereka membuat peringkat kualitas website rumah sakit dunia, Hospital Webometrics, yang selalu diperbaharui dari waktu ke waktu.

Menurut laman resmi Cybermetrics Lab, Hospital Webometrics ditujukan untuk mengukur publikasi ilmiah di website rumah sakit yang ada, bukan menguji kualitas institusinya. Mereka mendukung akses yang luas terhadap artikel ilmiah. Mereka ingin merefleksikan aktivitas para profesor dan peneliti di website-website rumah sakit seluruh dunia.

Selain soal kualitas pelayanan, menurut data Hospital Webometrics per Rabu 7 Desember 2016, peringkat publikasi ilmiah di rumah sakit di Indonesia kalah jauh dibanding rumah sakit-rumah sakit lain di level Asia—apalagi dunia.

Rumah sakit terbaik Indonesia diwakilkan oleh Rumah Sakit Mitra Keluarga Group yang berada di peringkat 774 level Asia. Sementara di level dunia, Mitra Keluarga Group melorot jauh di posisi 3.858.

Peringkat rumah sakit Indonesia di bawahnya antara Siloam Hospitals Group (4.005), RS Dr Oen Surakarta (4.069), Bali International Medical Centre Hospital (4.486), dan RS Bunda Jakarta (5.471).

Bandingkan dengan publikasi ilmiah rumah sakit terbaik di Singapura, Singapore National University Hospital, yang bertengger di posisi 45 Asia dan 299 dunia. Empat rumah sakit lain ada di posisi 1.000 rumah sakit terbaik di dunia: Singhealth (527), Singapore General Hospital (657), Tan Tock Seng Hospital (784), dan Kk Women's & Children's Hospital (867).

Masih merujuk data dari Hospital Webometrics per 5 Desember 2016, Malaysia juga mencatat hasil lebih baik ketimbang Indonesia. University Malaya Medical Centre, misalnya, berada di posisi 877 dunia. Empat rumah sakit terbaik lainnya berada di posisi 2.500 besar dunia.

Sejumlah rumah sakit di Cina dan Taiwan merebut posisi lima besar di Asia. Buddhist Tzu Chi General Hospital dan Taipei Veterans General Hospital di Taiwan menghuni dua posisi teratas serta posisi 13 dan 16 dunia.

Di posisi ketiga ada Xinqiao Hospital Third Military Medical University dari Cina, National Taiwan University Hospital di posisi keempat dan Jijin University Bethune Hospital dari Cina di posisi kelima.

===============

RALAT:

Pada 5 September 2018, kami melakukan penambahan pada tulisan ini dengan menyertakan riset Bloomberg dan menekankan bahwa ranking Webometrics hanya mengukur aspek situsweb rumah sakit-rumah sakit yang diteliti, tidak mencerminkan layanan keseluruhan.

Baca juga artikel terkait RUMAH SAKIT atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Maulida Sri Handayani