Menuju konten utama

RSCM: Pasien Obesitas Fajri Ditangani Tim Dokter Multidisiplin

Pasien obesitas berbobot sekitar 260 kilogram, Muhammad Fajri (26) sedang dirawat di RSCM Jakarta dalam kondisi stabil.

RSCM: Pasien Obesitas Fajri Ditangani Tim Dokter Multidisiplin
Ilustrasi obesitas. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Lies Dina Liastuti mengatakan Muhammad Fajri (26), pasien obesitas berbobot sekitar 260 kilogram memerlukan penanganan dari tim dokter multidisiplin. Ia melaporkan Fajri tengah dirawat di RSCM dalam kondisi stabil.

“Itu kami sedang memeriksa semua kondisi pasien, terkait fungsi jantung, fungsi paru, fungsi ginjal, sampai dengan fungsi hati, itu semua harus kita periksakan,” kata Lies dalam keterangan resmi, Kamis (15/6/2023).

Fajri saat ini dirawat di ruangan khusus karena memerlukan tempat yang lebih luas. Dengan berat badan mencapai 260 kg, kata Lies, maka pasien memerlukan proses metabolisme tubuh yang begitu besar.

Lies mengatakan kondisi itu menyebabkan kerja jantung dan paru-paru menjadi sangat berat, apalagi pasien hampir tidak pernah bergerak. Ditambah, lingkungan di rumah pasien yang kurang sehat menambah masalah pada kondisi paru-paru Fajri.

“Demikian juga terdapat luka pada kulit pasien terutama di bagian belakang karena posisi tubuh yang susah bergerak,” ucap Lies.

Dalam keterangan yang sama, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dicky Levenus Tahapary menjelaskan tim melakukan evaluasi penyebab yang terkait dengan metabolisme pasien.

“Kita sedang cari apakah ini (obesitas) ke arah genetik yang berkontribusi terhadap penumpukan masalah lemak atau bukan. Penumpukan lemak akan mengganggu fungsi organ dan juga imunitas tubuh akan mengalami penurunan untuk melawan infeksi,” ucap Dicky.

Kemudian, Dokter Spesialis Gizi, Nurul Ratna Mutu Manikam mengatakan kasus Fajri tergolong langka karena tidak umum untuk ukuran tubuh seseorang.

“Jadi sebetulnya manusia itu punya respons untuk menjaga rasa laparnya itu tetap seimbang. Namun karena pasien ini banyak tidak bergerak karena kondisinya, sehingga semakin banyak deposit lemak atau timbunan lemak yang tertumpuk dalam tubuhnya,” kata Nurul.

Nurul menilai tindakan prevensi dinilai sulit dalam kondisi obesitas yang sudah demikian lanjut.

“Kalau menurut saya mungkin di awal tidak ada upaya prevensi karena pasien tidak memiliki insight yang baik mengenai gizi,” sambungnya.

Berat badan pasien 260 kg itu ditetapkan berdasarkan berat estimasi. Pasalnya, berat badan yang dialami pasien saat ini tidak bisa ditimbang oleh timbangan yang tersedia di RSCM.

Fajri ditangani oleh tim dokter multidisiplin keilmuan, di antaranya anestesiologi dan perawatan intensif, respirologi, endokrin-metabolik, gastro-enterologi, kardiologi, penyakit dalam, bedah digestif, bedah vaskuler, urologi, neurologi, psikiatri, dermatologi venerologi, rehabilitasi medik, gizi klinik, dan tim tenaga kesehatan lainnya.

Adapun biaya pengobatan untuk Fajri diberikan secara gratis melalui mekanisme pembiayaan BPJS yang difasilitasi oleh RSCM dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Sementara itu, Dokter Spesialis Anestesi, Sidharta Kusuma Manggala menjelaskan kondisi pasien memang sudah cukup berat karena riwayat penyakit.

Menurut Sidharta, pasien sudah tidak bisa tidur dengan posisi terlentang, yang menandakan adanya masalah pada bagian paru-paru dan jantung.

“Kami sudah tangani semuanya, sudah kami berikan alat bantu semuanya, untuk bantuan nafas, dan semuanya di ruang perawatan khusus yang sudah kami siapkan di lantai 1, dan kondisinya saat ini stabil,” kata Sidharta.

Baca juga artikel terkait PASIEN OBESITAS atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Gilang Ramadhan