tirto.id - Setelah tiga tahun lebih hidup di Arab Saudi, pentolan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dijadwalkan pulang pada Selasa (10/11) pekan ini.
Jumlah simpatisan yang akan menjemput belum jelas. Penjemputan diklaim berlangsung tanpa ada kepanitiaan khusus. Sekretaris Umum FPI Munarman mengingatkan agar tetap menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan memakai masker serta tertib.
Meski demikian, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus meminta simpatisannya tak perlu datang secara beramai-ramai ke Bandara Soekarno Hatta, tetapi beberapa perwakilannya saja.
Bandara merupakan objek vital yang menjadi salah satu jalur keluar masuk orang dari skala nasional maupun internasional. Apalagi ditambah saat ini DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi yang kerap menempati urutan atas kasus positif COVID-19.
"Yang tidak kami harapkan adanya orang berkumpul ramai-ramai. Makannya kami mengharapkan mengimbau untuk orang yang menjemputnya nantinya," jelas Yusri.
Para pendukungnya akan menjemput dan mengantarkan Rizieq pulang ke kediamannya di Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat yang juga markas FPI.
Tanpa menjalani karantina kesehatan, Rizieq di markas FPI hingga Kamis (12/10) dan bertemu koleganya. Hari berikutnya, ia bertandang ke gurunya untuk acara keagamaan. Rangkaian acaranya berlangsung hingga akhir pekan dengan pernikahan anaknya.
Ketua Bidang Advokasi FPI Sugito Atmo Prawiro mengatakan Rizieq tidak akan menjalani karantina mandiri sebagaimana imbauan Kementerian Kesehatan. Namun, untuk tes COVID-19, Sugito memastikannya. "Kalau memang itu ketentuannya, Habib Rizieq tidak akan menolak [tes PCR] kalau sudah di Jakarta," tuturnya.
Berdasarkan protokol kesehatan, WNI dari dari luar negeri wajib karantina mandiri selama 14 hari, menjaga jarak, hingga mengenakan masker. Setiap WNI juga wajib mengisi surat kuning tentang riwayat perjalanan hingga kondisi kesehatan terakhir. Biasanya di bandara ada petugas khusus untuk mengecek apakah WNI sudah mengisi formulir atau belum.
Prosedur tersebut tertuang dalam surat edaran Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, nomor HK 02.01/Menkes/313/2020 dan nomor PM.03.01/Menkes/338/2020 tentang penanganan kepulangan WNI dan kedatangan WNA di Bandra Soekarno-Hatta dan Bandar Udara Juanda.
Rawan Menularkan Virus Corona
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mendesak Rizieq wajib melakukan tes usap. Selama hasilnya belum keluar, diwajibkan isolasi mandiri selama 14 hari terlebih dahulu. "Iya betul, [isolasi mandiri] untuk mencegah peluang transmisi," kata Wiku kepada Tirto.
Apabila hasil tes usap negatif, Rizieq dan keluarga baru diperbolehkan melakukan aktivitas di Indonesia. Menkopolhukam Mahfud MD juga ingatkan penerapan protokol kesehatan dan jangan sampai membuat kerusuhan.
"Karena Habib Rizieq itu mau pulang dengan revolusi akhlak. Nah kalau membuat kerusakan, itu berarti bukan pengikutnya Habib Rizieq. Kami sikat gitu kalau dia buat kerusuhan," kata Mahfud.
Pulangnya Rizieq Shihab ke Indonesia tentu akan menarik perhatian para pengikutnya yang sudah lama tak jumpa sejak 26 April 2017. Kekhawatiran akan terbentuknya klaster penyebaran COVID-19 pun muncul bila para pengikut Rizieq berkerumun saat menjemput di bandara, di rumahnya, ataupun saat Rizieq menghadiri acara-acara keagamaan lainnya.
Apalagi, Rizieq menurut pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga, Surabaya Laura Navika baru saja tiba dari luar negeri, yakni negara Arab Saudi yang memiliki kasus COVID-19 sekira 350 ribu-an.
Berdasar kajian Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC), kelompok keagamaan pada bulan pertama pandemi Corona memicu penularan masif disebut super spreaders. Di antaranya klaster pertemuan Jamaah Tagligh di Gowa menulari sekitar 1.000 orang. Belum lagi klaster pesantren total sekitar 1.400 orang berdasar data bulan lalu. Kiai juga bisa jadi penyebar Corona seperti klaster pesantren di Wonogiri.
Menurut Laura, sebagai ulama yang memiliki massa, Rizieq pun berpotensi menularkan COVID-19 ke kolega hingga simpatisannya, begitu pun sebaliknya. Kontak fisik mulai dari pelukan, menempelkan pipi, hingga mencium tangan biasanya akan dilakukan kolega atau simpatisannya kepada Rizieq.
"Para simpatisan juga berpotensi menularkan virus Corona kepada Habib Rizieq. Karena kita tidak tahu mereka positif atau tidak," kata Laura kepada Tirto, Jumat (6/11/2020). "Kalau Habib Rizieq sudah menginstruksikan [taat protokol], pasti umatnya pada nurut."
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Bayu Septianto