Menuju konten utama

Riset LabSosio di 4 Kota: Masyarakat Tak Bisa Lepas dari Medsos

Yang paling banyak menggunakan media sosial adalah generasi Z (18-21 tahun).

Riset LabSosio di 4 Kota: Masyarakat Tak Bisa Lepas dari Medsos
Pemaparan hasil Riset SosioLab di FISIP UI, Jakarta, Selasa (11/12/2018). tirto.id/Andrian Pratama Taher

tirto.id - Lembaga kajian Sosiologi Universitas Indonesia (UI), LabSosio melakukan riset di empat kota, hasilnya masyarakat tidak bisa lepas dari internet dan media sosial. Riset itu dilakukan di Jakarta, Bandung, Medan, dan Makassar.

“Hampir semua mengatakan bahwa mereka sangat tergantung dengan internet dan media sosial,” kata peneliti dari LabSosio, Lugina Setyawati saat memaparkan hasil riset di FISIP UI, Depok, Jawa Barat, Selasa (11/12/2018).

Menurut Lugina, masyarakat tidak bisa lepas dari internet karena untuk mencari informasi. Sementara itu, masyarakat tidak bisa lepas dari media sosial karena pertemanan dan berjejaring.

Dalam persentase, setidaknya 49 persen responden Jakarta; 46,5 persen responden Bandung; 49,5 persen responden Medan; serta 37,5 persen responden Makassar menyatakan mereka memakai media sosial untuk menambah teman.

Selain itu, masyarakat Jakarta juga disebut menggunakan 7 aplikasi media sosial. Medan dan Makassar menggunakan 4 aplikasi, sementara Bandung hanya 4 aplikasi.

Terkait dengan jumlah waktu pemakai media sosial terlama ditempati oleh responden Jakarta, yakni mencapai 9,67 jam/hari. Sementara terendah ada di kota Bandung yang hanya 6,29 jam/hari. Namun, dari semua aplikasi, mayoritas menggunakan aplikasi WhatsApp.

"Hampir semua menggunakan WhatsApp setiap hari," kata Lugina.

Berdasarkan klasifikasi identitas pengguna media sosial, kata Lugina, yang paling banyak menggunakannya adalah generasi Z (18-21 tahun). Kendati demikian, medsos juga dipakai oleh generasi generasi X ( 39-58 tahun) dan generasi Y (22-38 tahun).

Lugina menyatakan, pada anak muda juga lebih menyukai Instagram dibandingkan Facebook. Sementara generasi X, yakni 39 sampai 58 tahun lebih menyukai Facebook.

“Buat kaum muda mereka akan merasa bisa menjadi bagian dari kaum muda yang in ketika mereka pakai Instagram atau Line sebetulnya banyak di kaum Z, tapi kalau di kaum X itu Facebook," kata Lugina.

Untuk diketahui, penelitian dilakukan selama Juli-Desember 2018. Penelitian menggunakan 200 responden dengan pendekatan multistage stratified random sampling. Dalam riset tiap kota, SosioLab menyebut sampling of error per kota berada di angka 6,9 persen dengan level of confidence 95 persen.

Baca juga artikel terkait MEDIA SOSIAL atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Alexander Haryanto