Menuju konten utama

Korban Perang Irak Manfaatkan Media Sosial untuk Cari Bantuan Medis

Media sosial Facebook dimanfaatkan korban perang Irak untuk mendapat bantuan medis.

Korban Perang Irak Manfaatkan Media Sosial untuk Cari Bantuan Medis
Anak lelaki pengungsi Irak duduk di reruntuhan di luar kamp Hammam al-Alil, selatan Mosul, Irak, Minggu (9/4). ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica

tirto.id - Korban perang di Irak memanfaatkan kehadiran media sosial untuk menghimpun bantuan medis. Saleem (17) ada satu dari korban perang Irak yang memanfaatkan media sosial untuk mendapat bantuan.

Kepada The Associated Press, ia bercerita kehilangan penglihatannya, lenga kanan dan telinga akibat ledakan pada tahun 2007 lalu.

Saat itu ia baru berusia 6 tahun. Ia berlari pulang ke rumah usai mendapat nilai yang bagus. Ia berniat untuk menunjukkan hasil itu ke ayahnya yang berjanji akan memberi hadiah jika mendapat nilai yang bagus di sekolah.

"Tiba-tiba, saya merasakan tubuh saya berputar ke udara dengan api yang di seragam sekolah saya usai ledakan keras itu," cerita Saleem.

Beberapa bulan usai ledakan itu, dia memutuskan untuk tak pergi ke sekolah karena adanya sejumlah siswa mengeluhkan tentang "wajahnya yang menakutkan."

Saleem ingin melakukan operasi, namun keluarganya tak mampu membayar biaya dokter bedah yang mencapai 7.500 dolar AS. Merasa tak berdaya, ia pun mulai bersuara di media sosial untuk memperoleh bantuan.

Ibunya memposting foto-foto Saleem dan rincian tentang cobaan beratnya dalam grup publik tentang Viber. Beberapa hari kemudian, Dr. Abbas al-Sahan yang berbasis di Baghdad, salah satu ahli bedah plastik terbaik Irak, menawarkan untuk melakukan operasi gratis.

Tak hanya Saleem, menurut laporan The Associated Press media sosial terutama Facebook banyak digunakan di Irak untuk menghimpun bantuan bagi korban perang.

Kekerasan meluas di Irak mulai 2003 saat penggulingan Saddam Hussein. Pada 2014, Irak harus berperang melawan kelompok ISIS. Ratusan ribu warga sipil terdamak perang tersebut.

Perang itu membuat kelangkaan layanan medis. Kelangkaan itu membuat ribuan orang tak mendapat layanan kesehatan. Untuk mendapat bantuan medis, mereka pun memanfaatkan media sosial untuk memperoleh bantuan.

Mereka menyampaikan permohonan bantuan di postingan halaman Facebook pribadi pasien hingga halaman organisasi bantuan dan tokoh publik. Pesan juga didistribusikan di platform seperti WhatsApp dan Viber.

Baca juga artikel terkait PERANG IRAK atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora