Menuju konten utama

Ribuan KK Kesulitan Air, Kulon Progo Tanggap Darurat Kekeringan

Penetapan status darurat bencana kekeringan itu karena debit air di sejumlah sumber air berkurang dan bahkan mengering.

Ribuan KK Kesulitan Air, Kulon Progo Tanggap Darurat Kekeringan
Warga antre untuk mendapatkan air bersih saat penyaluran air bersih oleh Palang Merah Indonesia di Dusun Ngasem, Mongggot, Geyer, Grobogan, Jawa Tengah, Kamis (5/9/2019). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/foc.

tirto.id - Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, ditetapkan berstatus darurat bencana kekeringan sejak sepekan terakhir. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo Ariadi mengatakan sedikitnya terdapat 4.050 kepala keluarga yang kesulitan air bersih.

"Kami tanggap darurat bencana kekeringan mulai Senin tanggal 9 September 2019. Penetapan pertimbangannya pertama karena memang permintaan [air bersih] dari warga semakin meningkat," kata Ariadi saat dihubungi reporter Tirto, Senin (16/9/2019).

Selain permintaan air bersih meningkat, penetapan status ini karena debit air di sejumlah sumber air berkurang dan bahkan mengering. Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim hujan baru akan turun pada November mendatang.

Pengajuan status tanggap darurat bencana kekeringan itu sudah disetujui oleh Wakil Bupati Kulon Progo, Sutedjo. Dengan persetujuan itu, maka BPBD akan mendapat tambahan dana untuk penanganan bencana kekeringan.

"Kami mengajukan ke APBD kabupaten kita sudah mengajukan untuk 450 tangki, juga kita mengajukan untuk pengadaan terpal untuk membut kolam penampungan air komunal. Dana yang diajukan Rp116 juta," kata Ariadi.

Ariadi menjabarkan, dari alokasi sekitar 180 tangki yang disediakan sejak Juli lalu sudah habis didistribusikan ke warga. Bahkan ia mencatat hingga saat ini, ditambah dengan bantuan air bersih dari sejumlah donatur sudah ada 430 tangki air yang terdistribusi.

"Sejauh ini yang terpapar kekeringan, kekurangan air bersih sekitar 4.050 KK di 103 pedukuhan, 30 desa di tujuh kecamatan yakni Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, Panjatan, Pengasih, Lendah," jelasnya.

Setelah ditetapkan status tanggap darurat dan dengan ditambah pasokan 450 tangki air, lanjut Ariadi, diharapkan kebutuhan warga sampai bulan November atau saat musim hujan turun dapat terpenuhi.

BPBD menyiapkan lima armada tangki untuk distribusi air bersih. Sekitar 15-20 tangki air didistribusikan ke masyarakat menggunakan armada tersebut.

Baca juga artikel terkait KEKERINGAN atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Gilang Ramadhan