tirto.id - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengimbau untuk para guru di Sekolah Menengah Kejuruan untuk meningkatkan kompetensinya sesuai dengan perspektif Revolusi Industri 4.0.
"Guru-guru harus belajar bahasa coding. Karena sudah zamannya revolusi industri 4.0. Guru harus mengerti AI, robotic, virtual reality, dan sebagainya. Guru [SMK] harus di-upgrade keahliannya," ujarnya ketika menghadiri acara Rembuk Nasional Pendidikan Kebudayaan 2019 Kemendikbud di Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Selasa (12/2/2019).
Selain itu, Jokowi menilai jumlah guru terampil di SMK jumlah tidak memadai, masih kalah banyak dengan guru normatif yang mengajarkan pelajaran semisal agama, bahasa Indonesia, dan Pancasila. Menurut dia perlu ada penambahan guru terampil di sekolah-sekolah kejuruan.
"Informasi yang saya terima, guru normatif ini lebih banyak, selisihnya 65 persen. Ini tugas kemendikbud agar guru-guru terampil lebih banyak," kata dia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy sudah mencanangkan program revitalisasi SMK.
Ia melakukan pembenahaan besar-besaran untuk program di SMK. Salah satunya dengan meningkatkan kompetensi tenaga pengajar.
Untuk mengoptimalkan peran guru, Muhadjir menetapkan program Keahlian Ganda. Program itu, menjadikan guru-guru yang memiliki keahlian adaptif disekolahkan untuk mengambil program studi yang sesuai dengan bidang keahlian yang dibutuhkan SMK.
"[Soalnya] banyak guru SMK yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya. Jumlah guru SMK yang sesuai dengan keahliannya itu hanya 30 persen. Sisanya adalah guru adaptif dan normatif," ujar dia.
Ia merencanakan 20 ribu guru yang ikut program Keahlian Ganda dalam tiga tahun ini. Saat ini sudah tercapai 15 ribu guru punya keahlian tersebut.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Zakki Amali