Menuju konten utama

JK Tegaskan Pentingnya SDM di Persaingan di Revolusi Industri 4.0

Wapres JK menegaskan pentingnya memperbaiki kualitas SDM untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0.

JK Tegaskan Pentingnya SDM di Persaingan di Revolusi Industri 4.0
Jusuf Kalla saat menjadi Keynote speaker dalam Tempo Economic Forum 2018 di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan pada 15 November 2018. tirto.id/Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mempersiapkan perubahan teknologi di Revolusi Industri 4.0. Hal itu disampaikan JK di acara Tempo Economic Briefing 2018 pada Kamis (15/11/2018).

"Inti dari perdagangan ekspor impor adalah persaingan. Tapi tanpa sumber daya yang baik akan sulit memenangkannya," ucap JK saat memberikan keynote speech di acara tersebut, Kamis (15/11/2018).

Revolusi industri 4.0 menurut JK ditandai dengan adanya automasi yang disebabkan fenomena mahalnya tenaga kerja. Di saat yang sama ekonomi juga menuntut persaingan bagi mereka yang dapat memiliki ciri mudah, cepat, dan murah.

Pada akhirnya, masyarakat menghadapi adanya perubahan akibat teknologi yang menggeser sejumlah hal. Seperti misalnya teknologi automasi yang dapat menggantikan tenaga kerja, perubahan cara berkomunikasi menjadi telepon genggam, hingga cara bertransaksi yang kini berbasis pada saku seperti uang elektronik.

Oleh karena itu, JK mengingatkan pentingnya menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan pengembangan SDM terutama pada keahlian yang diperlukan. Karena itu, pemerintah ingin mengembangkan baik SDM dan teknologi secara bersamaan.

"Kita tetap harus perbaiki sumber daya manusia. Kalau teknologi automasi dapat dibeli, tapi sumber daya manusia tidak. Berbeda dengan Singapura yang bisa mendatangkan tenaga ahli," ucap JK.

Selain itu, JK juga mengingatkan perkembangan teknologi memiliki sisi yang perlu diperhatikan. Menurutnya, jika seluruh pekerjaan dan industri telah menggunakan automasi, dapat memengaruhi keberadaan konsumen. Sebab, konsumen sendiri bergantung pada pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan.

Di samping itu, teknologi automasi secara umum memang terkesan lebih murah, tetapi hal itu berlaku berbeda untuk setiap negara. Menurut JK, keadaan Indonesia kini masih relatif lebih murah jika menggunakan tenaga kerja lantaran teknologi membutuhkan investasi yang tidak murah.

Meskipun demikian, JK tetap memandang perubahan itu dengan positif sebab sejumlah pekerjaan memang berkurang akibat pergeseran teknologi. Namun, di saat yang sama keadaan itu menumbuhkan pekerjaan-pekerjaan baru. Misalnya, perubahan dari pengelola wartel menjadi penjual pulsa.

Ia pun berpesan perubahan yang disebabkan teknologi memang tidak dapat dicegah. Namun, hal itu tetap harus dihadapi dan salah satunya dengan memastikan perkembangan keahlian sehingga dapat mengimbangi perubahan.

Baca juga artikel terkait REVOLUSI INDUSTRI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dipna Videlia Putsanra