tirto.id - Perencana Ahli Muda Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI, Janaka, mengungkapkan rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di masa kebiasaan baru. Vaksinasi Corona untuk warga di dalam lingkungan sekolah tetap menjadi prioritas selain penerapan protokol kesehatan COVID-19.
"Nanti di masa kebiasaan baru, setelah dua bulan di fase pertama akan diizinkan tetapi tetap menjaga protokol kesehatan,” ungkap Janaka dalam Fokus Grup Terfokus untuk memperingati Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2021 secara virtual di Jakarta, Selasa (19/10/2021), dikutip dari Antara.
“Ini juga syarat-syaratnya tentu bisa dilakukan tatap muka itu sendiri dengan tetap vaksinasi menjadi kebijakan yang diprioritaskan," tandasnya.
Seluruh warga di lingkungan sekolah atau perguruan tinggi, termasuk guru atau dosen, tenaga kependidikan, operator sekolah, petugas kebersihan, pegawai tata usaha, satuan pengaman (satpam), dan lainnya, harus tetap divaksinasi.
"Warga sekolah di lingkungan sekolah tetap harus melakukan vaksinasi," sebut Janaka.
Janaka melanjutkan, vaksinasi COVID-19 diberikan bagi warga di lingkungan sekolah dari seluruh jenjang, mulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai ke perguruan tinggi, serta di satuan pendidikan negeri dan swasta baik formal maupun informal termasuk di pendidikan keagamaan.
Saat ini sedang dilakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas seiring jumlah kasus COVID-19 yang mulai menurun. Namun, imbuh Janaka, satuan pendidikan tetap mewajibkan seluruh warganya untuk menjalankan protokol kesehatan yang ketat dan dimulai dengan masa transisi dua bulan pertama.
Ditambahkan oleh Janaka, selama dua bulan masa transisi PTM terbatas, satuan pendidikan belum diperbolehkan melakukan aktivitas fisik di luar sekolah seperti kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler yang keluar dari luar lingkungan sekolah.
"Pembelajaran masih dibatasi sama sekali untuk tetap di dalam ruangan di dalam lingkungan sekolah tapi juga dengan pembatasan-pembatasan seperti seminggu sekali di dalam kelas, hanya setengah anak yang masuk, bergantian," beber Janaka.
Editor: Addi M Idhom