tirto.id - Indonesia berpeluang menjadi pusat vaksin COVID-19 untuk hub pelatihan dan transfer pengetahuan vaksinasi Corona di kawasan Asia Pasifik kendati harus bersaing dengan India serta Korea Selatan. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Penny D Herasati.
“Saat ini posisi kita bersaing dengan India dan Korea Selatan untuk hub,” ungkap Penny D Herasati dalam media gathering bertajuk “Rencana Kegiatan dan Prioritas Diplomasi Multilateral Indonesia Tahun 2022 dan Capaian Diplomasi Multilateral Indonesia” secara virtual di Jakarta, Selasa (12/10/2021), dikutip dari Antara.
Gagasan membangun pusat vaksin COVID-19 di kawasan Asia Pasifik datang langsung dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dalam rangka menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) dunia.
Sebelumnya, Afrika Selatan menjadi negara yang memiliki pusat vaksin COVID-19 lantaran minimnya produksi dan ketersediaan vaksin Corona di benua tersebut. “Karena memang Afrika itu negara yang memproduksi vaksin sangat sedikit, hanya satu atau dua. Karena itu, cepat-cepat ditunjuk Afrika Selatan,” jelas Penny D Herasati.
Penny D Herasati menambahkan, jika nanti dibangun pusat vaksin COVID-19 di kawasan Asia Pasifik, salah satu kemungkinannya di Indonesia, nantinya akan jadikan hub pelatihan dan transfer pengetahuan vaksin mRNA, belum untuk memproduksi vaksin Corona.
“Kenapa vaksin mRNA? Karena teknologinya paling cepat dan semua negara sedang kejar dengan platform ini. Produksi vaksin itu langkah selanjutnya, kita belum ke situ dan yang direncanakan WHO adalah pusat pelatihan dan transfer knowledge,” sebut Penny D Herasati.
“Jadi, nanti ilmuwan dari negara-negara Asia akan datang dan mentransfer teknologi mRNA dan seterusnya dan mereka akan pulang ke negara masing-masing,” lanjutnya.
Bersaing dengan India dan Korsel
Indonesia bersaing dengan dua negara Asia Pasifik lainnya, yakni India dan Korea Selatan, sehingga harus punya strategi khusus agar terpilih sebagai pusat vaksin COVID-19 untuk hub pelatihan dan transfer pengetahuan vaksinasi Corona di kawasan Asia Pasifik.
Penny D Herasati mengungkapkan, salah satu keuntungan Indonesia dalam persaingan tersebut adalah bahwa Indonesia sudah memiliki industri farmasi yang kompeten yakni Bio Farma yang akan menjadi center of excellence.
Selain itu, lantaran India dan Korea Selatan dianggap sudah berteknologi maju di bidang kesehatan, maka diharapkan Indonesia bisa mendapatkan kesempatan untuk dijadikan sebagai pusat vaksin COVID-19. Faktor keberhasilan pemerintah Indonesia menekan angka penularan COVID-19 juga seharusnya menjadi pertimbangan.
“Tentunya perhatian WHO dan masyarakat internasional lainnya harus diberikan ke negara-negara yang perlu diberikan kapasitas untuk negara tersebut, itu yang harus kita sampaikan,” papar Penny D Herasati.
Editor: Yantina Debora