tirto.id - Baru-baru ini, tim riset Tirto menemukan sebuah video yang disebarkan di media sosial Facebook. Video yang diunggah oleh akun bernama Santri Santai dan berdurasi 45 detik tersebut menunjukkan tenaga kesehatan (nakes) dalam pakaian hazmat berwarna putih dan biru berjoget kegirangan. Ada pula musik yang mengiringi perayaan itu.
Sementara itu, video tersebut juga diiringi teks yang berbunyi, “Coba perhatikan mereka lagi ngerayain apa? Yang punya pikiran logis pasti paham! Apakah kita masih percaya kalau COVID itu betul-betul ada? Sadar, sebenarnya kita diperdaya untuk dijadikan alat untuk mendapatkan uang.”
Video ini disebarkan ke grup Facebook “tolak vaksin” pada 12 Agustus 2021 lalu. Dalam seluruh durasi video, juga terdapat tulisan “ANI” di pojok kanan atas video.
Sementara video yang dibagikan ini tidak begitu ramai, hanya dilihat sebanyak 12 kali, oleh anggota grup yang terbilang sedikit, yakni 77 orang per 19 Oktober 2021, narasi-narasi yang dibagikan oleh grup ini cukup mengkhawatirkan.
Lantas, bagaimanakah konteks sebenarnya dari video para nakes yang berjoget di sebuah ruang perawatan tersebut?
Penelusuran Fakta
Tirto menelusuri asal usul video tersebut melalui situs pencari foto asal Rusia, YanDex. Kami mengambil salah satu potongan gambar (key frame) pada video yang lalu diunggah ke YanDex.
Melalui penelusuran ini, kami menemukan sebuah akun YouTube bernama DRR KHABAR. Menurut deskripsinya, akun ini biasa membagikan video-video viral dari India. Akun ini membagikan video nakes dengan hazmat berwarna putih dan biru, mirip seperti video yang dibagikan di Facebook, yang berjoget diiringi musik khas negeri Bollywood tersebut.
Video itu dibagikan akun YouTube DRR Khabar pada 5 Juni 2021 dan memiliki durasi 1:49 menit. Video dari DRR KHABAR dibagikan dengan judul “doctors dance in hospital | corona hospital dance । covid hospital dance । hospital viral video”.
Tirto menilai video dari akun YouTube DRR KHABAR merupakan versi lebih lengkap dari yang dibagikan di Facebook sebab durasinya yang lebih panjang. Kesamaan lain dari kedua video yang Tirto temukan adalah seorang wanita yang mengenakan baju bergaris-garis hijau-hitam. Tirto menduga, video dari Facebook dan akun YouTube DRR KHABAR hanya diambil dari sisi yang berbeda, namun lagunya sendiri telah diganti di video Facebook.
Dari deskripsi video berbahasa Hindi di akun DRR KHABAR, yang kami terjemahkan dengan menggunakan Google Translate, tim Tirto mendapat informasi bahwa para nakes tengah bersuka ria merayakan setahun beroperasinya NESCO Covid Jumbo Center di Goregaon, sebuah daerah di Mumbai, India. Liputan mengenai tempat ini bisa pula ditemukan di Hindustan Times. NESCO Covid Center sendiri dioperasikan oleh pemerintahan Kota Mumbai/Municipal Corporation of Greater Mumbai (MCGM).
Mumbai sendiri adalah salah satu kota yang paling terdampak oleh virus Corona. Setahun lalu, di tengah peningkatan kasus COVID-19 di kota tersebut, pemerintah membangun Covid Center terpisah di Goregaon. Pusat perawatan khusus COVID-19 ini juga viral baru-baru ini karena telah berusia satu tahun. Video para nakes berjoget di sebuah ruang perawatan itu juga untuk merayakan usia Covid Center tersebut yang telah berusia genap 1 tahun.
Deskripsi video dari DRR KHABAR juga mengapresiasi kerja keras nakes dalam merawat pasien selama setahun ini. Ia memuji para nakes yang bekerja tanpa lelah di Mumbai. Sementara, banyak orang biasa yang tidak sanggup sehari saja mengenakan hazmat.
Tidak hanya oleh akun DRR KHABAR, video yang sama juga dibagikan oleh akun YouTube LittleTalks Plus pada 5 Juni 2021 dengan durasi 3:24 menit. LittleTalks Plus sendiri mendeskripsikan diri sebagai akun hiburan dan berita instan. Akun ini memiliki 316 ribu pengikut. Video yang dibagikan pun diberi judul dalam Bahasa Tamil, yang setelah diterjemahkan, kira-kira memiliki arti “Doctors who gave dance remedies to relieve mental pain”.
Selain itu, hasil pencarian terkait video para nakes di NESCO dan kata kunci “ANI” membawa kami pada cuitan tanggal 4 Juni 2021 ini. Rupanya, ANI merupakan akronim dari Asian News International, kantor berita India dengan jaringan yang mencakup India, Asia Selatan, dan negara-negara lain di dunia.
Cuitan ANI pada 4 Juni itu juga menyampaikan narasi yang sama, yakni para nakes di NESCO terlihat memamerkan tarian mereka sebagai program hiburan yang diselenggarakan pada 2 Juni 2021 untuk menandai satu tahun beroperasinya pusat perawatan NESCO Covid Jumbo Center.
#WATCH Healthcare professionals of Nesco COVID-19 center in Mumbai's Goregaon were seen showing off their dance moves inside the patient's ward during an entertainment program organised on June 2 to mark one year of operations of the center pic.twitter.com/6ET61KIgsu— ANI (@ANI) June 3, 2021
Sebagai konteks, India tercatat sebagai daerah yang terdampak parah gelombang kedua kasus COVID-19. Per 28 April 2021, negara itu mencatat total kasus positif 18.754.925 dengan penambahan harian 386.829. Ini merupakan penambahan kasus tertinggi sejak gelombang kedua pandemi menghantam negeri itu pada September 2020.
Sejak 21 April 2021, pertambahan kasus infeksi COVID-19 harian di India menembus 314 ribu—dan tak menunjukkan tanda-tanda melandai di hari-hari berikutnya. Kasus perlahan mulai merangkak naik sejak 26 Maret 2021.
Infeksi virus Corona di India sendiri mulai mengalami penurunan pada 26 Juni 2021, dimana menurut pemantauan Our World in Data, negara itu mencatatkan 50 ribu kasus baru pada hari itu.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, video para nakes yang berjoget tersebut terjadi di India, untuk merayakan satu tahun beroperasinya NESCO Covid Jumbo Center di Goregaon yang berfungsi untuk menangani pasien COVID-19 di kota Mumbai. Dengan demikian, narasi-narasi mengerdilkan upaya nakes menangani infeksi virus Corona yang dikaitkan dengan video tersebut bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
==============
Tirto mengundang pembaca untuk mengirimkan informasi-informasi yang berpotensi hoaks ke alamat email factcheck@tirto.id atau nomor aduan WhatsApp +6288223870202. Apabila terdapat sanggahan ataupun masukan terhadap artikel-artikel periksa fakta maupun periksa data, pembaca dapat mengirimkannya ke alamat email tersebut.
Editor: Farida Susanty