tirto.id - Band Yogya, Red Dot, akan meluncurkan album perdana bulan depan di halaman kediaman maestro seni rupa Indonesia, Djoko Pekik. Album band yang terdiri atas Teguh Jos (gitaris), Akbar (bassis), Denaya (Penggebuk drum), dan Jascha (Vokalis) ini terdiri atas sembilan lagu.
"Kami sih awalnya niatnya mau senang-senang main musik. Bikin lagu, dilempar ke Sound Cloud lalu manggung sana-sini sampai di Kustomfest. Tapi mendadak dua personel, Jeff vokalis awal dan Benaya mundur ingin mengurus kuliah. Di saat yang paling genting, datanglah Om Putu Sutawijaya. Beliau yang lalu meyakinkan kami agar rekaman," kata Teguh, Selasa (20/9/2016).
Band ini sempat ditinggalkan oleh peggebuk drumnya Denaya, namun berhasil membujuk kembali dalam proses pembuatan album ini. Band ini memainkan lagu-lagu Rock'n Roll ala Chuck Barry dengan sentuhan Blues.
Awalnya, mereka belum memiliki vokalis, Teguh kemudian mencari orang yang cocok untuk mengisi posisi tersebut dan ia menemukan Jascha sebagai vokalis melalui instagram.
"Setelah lengkap kami rekaman di Sangkring Project tempat Om Putu Sutawijaya dalam waktu satu bulan dan jadilan sembilan lagu ini," sambungnya.
Band yang terbentuk bulan September 2012 itu awalnya menggunakan nama Sleep Police. Nama band mengalami perubahan setelah melakukan pergantian personel. Nama Red Dot sendiri merupakan pemberian dari pegiat seni rupa, Putu Sutawijaya.
Teguh menerangkan, menurut Putu Sutawijaya Red Dot merupakan tanda laku dalam sebuah pameran seni rupa.
“Banyak orang bilang bahwa nama adalah doa. Dengan nama ini, diharapkan agar band ini mendapatkan kelancaran dalam mencapai kesuksesan," beber Teguh mengulang kata-kata Putu.
Sosok yang akrab disapa Liong ini sangat mendukung proses pembuatan album Red Dot. “Album ini nyaris gagal andai enggak didukung sama Om Putu,” kata Teguh.
Setelah manggung di depan puluhan pengunjung cafe, Red Dot pun mempromosikan album fisik mereka di depan penonton. Respon penonton cukup bagus, dalam satu malam sudah ada 25 orang yang memesan album bertajuk sama persis dengan nama band itu.
"Kami enggak menyangka sih responnya begini. Kaset sudah ada yang beli pas manggung juga penonton sudah cukup asyik goyangnya. Dalam album ini ada sembilan lagu yang kami garap bersama-sama dengan banyak kisah yang cukup unik," jelas Teguh.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh