tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat realisasi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sampai dengan 17 Maret 2021 mencapai Rp76,59 triliun. Angka ini mencapai 10,9 persen dari alokasi Rp699,43 triliun.
Mayoritas realisasi PEN 2021 ini paling besar terjadi di pos perlindungan sosial. Pos ini mencatatkan realisasi 16,5 persen atau setara Rp25,97 triliun dari total pagu Rp157,41 triliun. Pos ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga seiring ekspansi belanja untuk kebutuhan Program Keluarga Harapan (PKH), insentif kartu Prakerja, bansos tunai, kartu sembako dan BLT Dana Desa.
Anggaran ini disusul oleh pos dukungan UMKM dan korporasi. Realisasinya mencapai 16 persen atau setara Rp29,63 triliun dari total anggaran Rp184,83 triliun. Pada 2021 ini anggaran Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) mencapai Rp13,36 triliun dan ditargetkan menjangkau 12,8 juta penerima.
Selanjutnya ada insentif dunia usaha yang mayoritas terkait keringanan pajak. Realisasinya mencapai 12,2 persen atau setara Rp7,15 triliun dari total pagu Rp58,46 triliun.
Selanjutnya anggaran kesehatan hanya terealisasi 7 persen atau setara Rp12,4 triliun dari total anggaran Rp176,3 triliun. Mulai dari pengadaan alkes, alat pelindung diri, bantuan iuran JKN terutama pada Penerima Bantuan Iuran (PBI), sampai insentif nakes.
Realisasi paling rendah saat ini terjadi di pos program prioritas yang dulu diberi nama sektoral/pemda. Pos ini hanya terealisasi 1,2 persen atau setara Rp1,44 triliun dari total anggaran Rp122,42 triliun.
“Realisasinya Rp76,59 triliun. Didominasi kesehatan, perlindungan sosial, dan dukungan UMKM,” ucap Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Selasa (22/3/2021).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz