tirto.id - Kementerian Keuangan mencatat realisasi pembiayaan korporasi per 26 Oktober 2020 baru mencapai Rp0,001 triliun atau Rp1 miliar. Angka ini setara 0,002 persen dari total pagu pembiayaan korporasi Rp53,57 triliun dan belum seluruhnya cair dalam sisa 2 bulan jelang akhir 2020.
Realisasi pos anggaran ini sempat dinanti-nanti karena menjadi salah satu pagu yang pencairannya lamban bahkan hingga penghujung tahun tertinggal dibanding pos lainnya. Pemerintah sempat menjanjikan agar pencairan pos ini dipercepat.
“2 bulan terakhir akan terus dipercepat. Ada beberapa seperti sisi pembiayaan pinjaman daerah. PMN ke BUMN serta pinjaman BUMN. Akan cukup akseleratif dalam sisa 2 bulan dari tahun 2020,” ucap Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu dalam webinar Simposium Nasional Keuangan Negara (SNKN) virtual, Rabu (4/11/2020).
Realisasi perlindungan sosial tetap menjadi pos terdepan yang penyalurannya paling cepat. Realisasinya mencapai Rp174,06 triliun atau setara 85,36 persen dari pagu Rp203,91 triliun.
Setelah perlindungan sosial, ada bantuan UMKM yang sudah terealisasi Rp92,6 triliun. Angka itu setara 75 persen dari pagu Rp123,47 triliun.
Sementara itu, realisasi anggaran kesehatan per 26 Oktober 2020 baru mencapai Rp30,74 triliun atau setara 35,11 persen dari pagu Rp87,55 triliun.
Selanjutnya ada realisasi anggaran sektoral/pemda baru mencapai Rp28,61 triliun atau 26,98 persen dari pagu Rp106,05 triliun.
Realisasi insentif usaha yang sebagian besar berupa keringanan pajak pada dunia usaha juga baru mencapai Rp35,49 triliun. Capaian ini setara 29,43 persen dari pagu Rp120,61 triliun.
Febrio mengatakan per 26 Oktober 2020, secara keseluruhan realisasi anggaran PEN mencapai Rp361,5 triliun. Capaian itu setara 52 persen dari pagu Rp695,2 triliun.
“Kami tetap menuju ke arah 100 persen sampai akhir tahun. 2 bulan terakhir akan banyak dipercepat lagi walau sudah cukup akseleratif,” ucap Febrio.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz