tirto.id - Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari berbagai macam makanan, minuman, hingga obat-obatan yang mengandung zat kimia asam dan basa. Terdapat teori asam basa yang dikemukakan oleh ahli, misalnya Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis.
Dari makanan, minuman, dan obat-obatan, asam serta basa dapat dicicipi. Rasanya asam diidentikan dengan masam dan basa diklaim berasa getir. Di sisi lain, asam dan basa ternyata ada yang berbahaya dan tidak dapat dicicipi. Oleh karena itu, asam dan basa bisa juga dianalisis melalui penelitian atau uji laboratoriium.
Berdasarkan materi di situs Sumber Belajar Kemdikbud, terdapat beberapa sifat yang dapat mendeskripsikan senyawa asam dan basa. Selain berasa masam, zat asam ternyata bersifat korosif (perih terkena kulit), bereaksi terhadap logam, bereaksi terhadap batu kapur dan soda kue, serta bereaksi pada kertas lakmus biru menjadi merah.
Sedangkan basa, selain berasa getir (pahit), juga terasa licin di kulit, bereaksi terhadap minyak atau lemak, bereaksi pada kertas lakmus merah menjadi biru, serta bereaksi dengan gatam hingga menghasilkan garam dan air.
Teori Asam Basa Menurut Arrhenius
Dilansir Arni Wiyati dalam Kimia (2020:9), Arrhenius menjabarkan asam sebagai zat yang ketika dimasukkan dalam air menghasilkan ion hydronium (H+). Lebih jelasnya, asam diidentikan dengan zat yang berupa kovalen polar dan akan larut di air.
Sedangkan basa menurut Arrhenius adalah zat yang dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika ditaruh di dalam air. Kendati bisa larut juga dalam air, basa ternyata memiliki perbedaan dengan asam ada pada ion yang dihasilkan nantinya.
Teori Asam Basa Menurut Bronsted-Lowry
Bronsted-Lowry mendeskripsikan asam dan basa dengan jenis larutan yang bermacam-macam. Lengkapnya, asam adalah zat yang mampu memberikan ion H+ (donor proton), sedangkan basa menerima H+ (akseptor proton).
Dari pengirim dan penerima proton ini, maka sifat asam basa dari sebuah benda yang dilarutkan di larutan dengan kandungan zat berbeda dapat diidentifikasi.
Teori Asam Basa Menurut Lewis
Dapat dikatakan bahwa teori ini lebih luas dibanding dua teori yang telah disebutkan sebelumnya. Menurut Lewis, asam merupakan akseptor pasangan elektron dan basa merupakan pendonor pasangan elektron.
Teori ini juga diklaim memiliki kelebihan dalam mengidentifikasi reaksi asam-basa yang berada dalam benda padat, gas, dan medium pelarut lain (bukan air biasa), serta tidak melibatkan transfer proton (teori Bronsted-Lowry).
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani