Dengan memasok senjata kepada Houthi yang kemudian ditembakkan ke arah Saudi, Garda Revolusi Iran dianggap telah melanggar dua resolusi PBB soal Yaman dan Iran.
Petempur kelompok Syiah Yaman, Al-Houthi, telah mematahkan serangan besar yang dilakukan oleh tentara pemerintah Arab Saudi di perlintasan perbatasan Arab yang berada di wilayah Asir di Arab Saudi dan kubu Houthi di Yaman Utara, Saada.
Perang di Yaman yang sudah berumur 20 bulan telah memakan lebih dari 7000 korban jiwa. Itulah isi laporan yang baru saja dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization / WHO) dan utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Konflik dan perang di masa lalu telah melahirkan episode-episode baru di masa kini. Konflik yang terjadi di masa kini dan tersebar lintas negara dan benua dan pastinya akan menjadi sejarah di masa depan. Apakah manusia akan terus melahirkan sejarah dengan perang atau konflik?
Kabar peluncuran misil balistik oleh kelompok milisi Houthi dari Yaman menuju Mekkah menggegerkan negara-negara muslim. Ini memunculkan pertanyaan bagaimana mungkin sebuah milisi kelompok pemberontak mempunyai persenjataan misil yang sebegitu canggih?
Mekkah nyaris hancur diterjang rudal balistik yang diluncurkan milisi Houthi Yaman, namun koalisi militer pimpinan Arab Saudi berhasil menggagalkan tembakan tersebut pada Kamis (27/10/2016) malam.
AS meyakini adanya indikasi yang kuat bahwa rudal yang gagal menyerang USS Mason pada Minggu kemarin berasal dari pemberontak Houthi. Kapal AS pun membalas serangan dengan meluncurkan rudal ke arah Yaman.
Kedutaan Besar RI (KBRI) Sanaa di Yaman menyatakan bahwa mereka telah mengevakuasi 46 warga negara Indonesia yang terdiri dari 45 pelajar dan satu tenaga kerja Indonesia akibat buruknya keamanan di negara tersebut akibat perang saudara. Proses evakuasi tersebut berlangsung selama tiga hari.