Selama tekanan pasar Maret-April 2020, suku bunga SBN pemerintah sempat mengalami lonjakan, begitu pula penawaran dari pasar sempat mengalami penurunan.
Kemenkeu memperkirakan kebutuhan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) atau utang bakal mencapai Rp1.002 triliun sebagai imbas melebarnya defisit APBN 2020 menjadi 6,34 persen.
Wamenkeu Suhasil mengatakan target pembiayaan utang pada APBN 2020 berada di angka Rp1.006,4 triliun. Realisasi pembiayaan utang per April 2020 setara 22,2 persen.
Realisasi SBN secara netto per 20 November 2019 menyentuh Rp457 triliun. Nilai itu melampaui target penerbitan SBN netto sesuai APBN 2019 senilai Rp388,6 triliun.
Dari total penjualan tersebut, berdasarkan data DJPPR jumlah investor baru yang membeli SBR007 tercatat sejumlah 9.956 investor dan 55,05 persennya merupakan generasi milenial.
Utang pemerintah pusat tercatat senilai Rp4.570 triliun per Juni 2019. Meski menurun dibandingkan posisi pada Mei 2019, utang pemerintah itu lebih tinggi daripada catatan bulan Juni 2018.
Bank Indonesia mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Mei 2019 tumbuh 7,9 persen year on year (yoy) menjadi 386,1 miliar dolar AS.
"Rupiah menguat terhadap dolar AS seiring hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) yang cukup baik, sehingga menjadi sentimen positif bagi rupiah," kata ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara menyatakan bahwa, pada Bulan Juli ada dana inflow sebesar Rp11,6 triliun di pasar Surat Berharga Negara.