Menuju konten utama

Pemerintah akan Terbitkan Surat Berharga Negara Rp846,4 Triliun

Ada defisit anggaran atau beban pembiayaan sebesar Rp325,9 triliun dalam APBN 2018.

Pemerintah akan Terbitkan Surat Berharga Negara Rp846,4 Triliun
Luky Alfirman. FOTO/kemenkeu.go.id

tirto.id - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan akan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) bruto senilai Rp846,4 triliun untuk menutup defisit anggaran sebesar Rp325,9 triliun dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, pembiayaan investasi dan utang jatuh tempo.

Belanja negara dalam APBN 2018 mencapai Rp2.220,7 triliun, sedangkan penerimaannya hanya sebesar Rp1.894,7 triliun. Sehingga, terdapat defisit anggaran atau beban pembiayaan anggaran sebesar Rp325,9 triliun.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman menyebutkan SBN diterbitkan dalam bentuk domestik dan valas, dengan mengutamakan porsi penerbitan SBN domestik 80 persen.

Pada kuartal I 2018, diproyeksikan penerbitan SBN valas dapat dilakukan 20 persen dari bruto SBN dengan bentuk tiga mata uang, yaitu dolar Amerika Serika (AS), euro, dan yen. Kemudian pada kuartal II, dilakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) yang ditargetkan 42-44 persen dari SBN bruto. Pelelangan ini akan dilakukan sebanyak 25 kali.

Selain itu, pada periode yang sama juga akan dilakukan pelelangan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan target 14-16 persen dari SBN bruto, yang akan dilakukan sebanyak 24 kali. Kemudian, untuk penerbitan Surat Perbendaharaan Negara (SPN) akan diberikan dalam tenor 3, 9, 12 bulan yang diproyeksikan mencangkup 14-16 persen dari SBN bruto.

Selanjutnya pada kuartal III dan IV akan diterbitkan SBN ritel sebesar 6-8 persen dari SBN bruto. "Dalam kuartal I dan II diharapkan SUN valas kita dapat dipenuhi. Sehingga untuk kuartal III dan IV untuk SUN dan SBN yang biasa (domestik)," ujar Luky di kantor Kemenkeu Jakarta pada Senin (18/12/2017).

Kemenkeu mencatat bahwa minat investor asing di pasar SBN Indonesia masih tinggi. Menurut Luky, investor asing masih cukup aktif menambah kepemilikan SBN di pasar sekunder. Net buy asing dari Januari sampai dengan 14 November 2017 sebesar Rp145,9 triliun dan pada periode yang sama 2016 sebesar 113,6 triliun.

"Net buy asing meningkat sebesar Rp32,3 triliun dibandingkan periode yang sama di 2016," ucap Luky.

Kepemilikan asing atas SBN Indonesia sebesar Rp672,2 triliun atau 37,94 persen, terhitung sepanjang Januari hingga 14 November 2016. Pada periode yang sama 2017, menjadi Rp811,7 triliun (38,75 persen).

"Pasar SBN 2017 cukup kondusif, sehingga target penerbitan dapat dipenuhi. Realisasi penerbitan SBN 2017 sudah mencapai Rp708,94 triliun atau 99,99 persen dari target Rp712,99 triliun," sebutnya.

Baca juga artikel terkait SURAT BERHARGA atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Alexander Haryanto