Menuju konten utama

Aliran Modal Asing Indonesia Sejak Januari 2019 Nyaris Rp60 Triliun

Aliran modal asing berasal dari pembelian Surat Berharga Negara (SBN) maupun portofolio saham.

Aliran Modal Asing Indonesia Sejak Januari 2019 Nyaris Rp60 Triliun
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (17/1/2019). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa aliran modal asing yang masuk pasar domestik (capital inflow) mencapai Rp59,9 triliun hingga 6 Maret 2019.

Aliran modal tersebut kata Perry berasal dari pembelian Surat Berharga Negara (SBN) maupun portofolio saham yang masuk per 6 Maret 2019.

"Aliran modal portfolio asing masuk, sampai 6 Maret, Rp59,9 triliun year to date. Terdiri dari Rp50,2 triliun ke SBN dan Rp10,5 triliun ke saham," ujar Perry Warjiyo di kompleks BI, Jakarta Pusat Jumat (8/3/2019).

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, capital inflow yang masuk di tahun ini jauh lebih tinggi lantaran Januari sampai 6 Maret 2018 yang terjadi justru larinya modal asing dari dalam negeri (capital outflow).

Perry menyampaikan, hal ini mengafirmasi tingginya kepercayaan investor dari dalam dan luar negeri terhadap perekonomian Indonesia.

"Ini konfirmasi confident pasar dalam dan luar negeri terhadap ekonomi kita itu baik dan imbal hasil aset keuangan dalam negeri baik," terangnya.

Di samping itu, capital inflow yang nyaris menyentuh angka Rp60 triliun itu juga turut mendorong peningkatan cadangan devisa Indonesia sepanjang Februari 2019.

Posisi cadangan devisa Indonesia pada bulan lalu tercatat mencapai 123,3 miliar dolar AS, meningkat dari sebelumnya 120,1 miliar AS pada akhir Januari 2019.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Posisi cadangan devisa lebih dari cukup untuk membayar utang luar negeri, pembayaran impor dan bahkan lakukan stabilisasi nilai tukar rupiah," pungkas Perry.

Baca juga artikel terkait INVESTASI atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Irwan Syambudi